Kabar Trenggalek - Insiden merenggut nyawa dunia sepak bola Indonesia mendapatkan perhatian khusus dari kalangan masyarakat. Kejadian yang mengorbankan 127 nyawa itu menjadi insiden paling buruk dalam dunia sepak bola tanah air.
Tak ayal kejadian itu saat Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (01/10/2022) di stadion Kanjuruhan Malang. Kronologi singkatnya, suporter dari Aremania turun kelapangan mengejar manajemen untuk mempertanyakan kenapa bisa kalah dengan skor 2-3.
Namun, karena membludaknya suporter yang turun ke stadion membuat tindakan keamanan untuk menembakkan gas air mata hingga terjadi insiden korban. Kejadian tersebut membuat Gilang Widya Pramana, Presiden Arema Fc yang juga sebagai crazy rich juragan 99, akhirnya angkat bicara melalui laman media sosial Instagram.
Baca: Hujan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Apa Kata Regulasi FIFA?
Gilang meminta maaf kepada seluruh warga malang raya yang terdampak atas kejadian ini. Dirinya merasa sangat prihatin dan mengutuk keras kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan meninggalnya seratus lebih korban jiwa.
"Saya turut merasakan duka yang mendalam dan berbelasungkawa untuk para Aremania dan Aremanita yang menjadi korban dalam musibah Kanjuruhan tadi malam, semoga kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ungkap Gilang.
Menurutnya, saat ini manajemen Arema FC terus berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk mengurus para korban.
Baca: Tugas 24 Personil di Stadion Kanjuruhan, Satu Polisi Trenggalek Jadi Korban
"Kami meminta agar diberikan pelayanan yang maksimal dalam penanganan korban luka-luka, dan meminta pusat layanan kesehatan untuk menyampaikan pembayarannya kepada manajemen Arema FC," ucapnya.
Gilang juga menegaskan bahwa Tragedi Kanjuruhan ini patut untuk diusut dan tuntas, bahkan dirinya meminta polisi untuk melakukan pengusutan.
"Kami mendukung penuh pengusutan dan investigasi yang dilakukan pihak kepolisian, dan memohon pihak untuk menahan diri sampai benar ketemu titik terang permasalahannya," ujarnya.
Baca: Tangis Keluarga Iringi Jenazah Polisi Tiba di Kediaman Trenggalek
Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, merinci sebanyak 34 orang tewas di Stadion Kanjuruhan dan sisanya meninggal di rumah sakit pada saat mendapat pertolongan.
“Kami menyesalkan, prihatin, dan berduka cita atas kejadian ini,” ucap Nico, di Mapolres Malang dalam konferensi persnya.
Ia juga menyebut sebanyak 180 orang saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit.
“Tadi kami melakukan pengecekan langsung terkait upaya-upaya penyembuhan kepada yang sedang dirawat,” imbuhnya.
Di samping itu, sebanyak 13 mobil rusak akibat kericuhan ini. 10 di antaranya adalah mobil dinas polisi yaitu mobil patroli, mobil truk brimob, mobil patwal, mobil K9. Sisanya adalah mobil pribadi.