Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

The Six Triple Eight: Kisah Tentara Wanita Pemilah Surat di Perang Dunia 2

Netflix kembali memanjakan penontonnya dengan menayangkan beragam cerita menarik untuk liburan akhir tahun. Salah satu tayangan andalan yang akan menemani menjelang tahun berganti nanti adalah kisah tentara wanita di Perang Dunia 2, The Six Triple Eight.

Film The Six Triple Eight mengadopsi kisah nyata dari satu-satunya batalion Perang Dunia 2 yang semua anggotanya merupakan perempuan kulit hitam, yaitu Batalyon Direktori Pos Pusat ke-6888 atau dijuluki dengan Six Triple Eight. Kisah ini diangkat dalam sebuah artikel karya Kevin M. Hymel yang diterbitkan di WWII History Magazine oleh Sovereign Media.

Sinopsis The Six Triple Eight

Tayang pada 20 Desember 2024 mendatang, The Six Triple Eight menceritakan perjuangan tentara wanita yang maju ke medan perang pada peristiwa Perang Dunia 2 dengan gagah berani. 

The Six Triple Eight dibintangi Kerry Washington, Oprah Winfrey, Ebony Obsidian, Milauna Jackson, Pepi Sonuga, Sarah Jeffery, Shanice Williams, Jay Reeves, Dean Norris, Sam Waterston, Kylie Jefferson, Jeanté Godlock dan Moriah Brown.

The Six Triple Eight yang disutradarai oleh Tyler Perry, menceritakan sang kapten yang diperankan oleh Kerry Washington beserta 855 tentara wanita lainnya ikut berperang pada Perang Dunia 2. Kisah 855 tentara wanita awalnya sebagian besar diabaikan.

Batalyon 6888 akhirnya mendapat pengakuan publik pertama kali ketika Presiden Biden menandatangani undang-undang untuk memberikan Medali Emas Kongres kepada para perempuan.

Keikutsertaan mereka untuk memperbaiki permasalahan surat yang sudah menumpuk selama tiga tahun lamanya. Surat-surat tersebut telah menumpuk tanpa terkirim kepada tujuan. 

Perjalanan para tentara wanita ini dibayangi dengan diskriminasi dan mendapati kondisi negaranya yang hancur akibat perang, mereka berani mengambil resiko untuk menuntaskan misi.

Dengan perjuangan mereka, akhirnya berhasil memilah 17 juta lembar surat sebelum waktunya habis.