Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Sosok Neng Nida, Penghafal Al Quran dari Trenggalek yang Mengharumkan Indonesia

Kabar Trenggalek - Dewi Yukha Nida, akrab disapa Neng Nida. Nama tersebut jadi motivasi kawula muda untuk terus belajar dalam mengamalkan Al Quran di Bumi Menak Sopal, Trenggalek, Rabu (25/05/2022).Neng Nida, anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Kiai Ibnu Mu’thi dengan Ibu Nyai Siti Munawarah. Ayahandanya, Kiai Mu’thi, adalah pendiri sekaligus pengasuh PP. Bahrul Ulum Kedungbajul, Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Trenggalek.Perempuan kelahiran kelahiran 25 Desember 1997 itu kekeh menghafal Al Quran hingga mampu mengharumkan nama Indonesia melalui syair hafalan Al Quran dan khususnya menjadi kebanggan Trenggalek.Neng Nida bercerita perjalanannya menjuarai Musabaqah Hifdzil Qur'an (MHQ) the 4th Holy Qur'an Recitation Competition di Rusia, tak semudah menggenggamkan telapak tangan.Dikirim menjadi delegasi Indonesia dalam kejuaraan ini, bukanlah suatu kebetulan. Dirinya diberangkatkan karena mengantongi tiket kejuaraan di tingkat nasional."Bisa dikirim menjadi peserta MHQ internasional di Rusia karena tiket kejuaraan di tingkat nasional," ungkap perempuan itu.Pada MTQ Nasional tahun 2020 di Padang, Ning Nida berhasil menjuarai tafsir bahasa arab. Kejuaran internasional ini bukan kali pertama baginya, sebelumnya pihaknya tercatat sudah 2 kali dikirim dalam lomba yang sama.Pertama di Yordania, Neng Nida masuk 5 besar dan waktu itu disuruh membaca Al Quran di depan menteri dan pembesar kerajaan. Kesempatan ke-2 di Dubai tahun 2019 dan masuk finalis."Ketiga di Rusia ini, alhamdulillah berkat barokah dan doa kita semua saya diberikan kemudahan, kelancaran dan kesehatan," ujarnya.Keajaiban dirasa oleh perempuan ini, karena bisa kuat menghadapi perlombaan dengan hasil yang maksimal. Neng Nida tak menyangka tubuhnya kuat menempuh perjalanan 24 jam, cuaca yang dingin dan makan tak pakai nasi."Dalam perlombaan kondisinya kuat dan sehat, ini anugerah yang sangat luar biasa," lanjutnya.Yang lebih membanggakan baginya berhasil mengalahkan wakil dari Inggris yang merupakan juara saat Kompetisi di Dubai 2019 lampau.Pada waktu itu pesertanya 70 negara, karena perhelatan yang megah dan peserta yang tampil harus lolos seleksi terlebih dahulu.Karena menjadi juara 1, Neng Nida mendapatkan penghargaan dari Presiden dari Kazakhstan. Senangnya lagi, tempat yang ditinggali juara MHQ itu di saat perlombaan mayoritas penduduknya muslim. Tercatat lebih 60 persen penduduk disana muslim."Saya memulainya dari 0, mulai dari tidak bisa apa-apa. Menghafal Al Qur'an mulai dari Juz 1 hingga Juz 30. Merangkai angka per angka, ayat per ayat, huruf per huruf, sampai bisa lancar," ceritanya.Neng Nida mulai menghafal Al Qur'an mulai umur 15 tahun dan mengkhatamkan ketika umur 17 tahun. Talenta yang dimiliki Ning Nida di bidang ilmu al-Qur’an dan tilawah mulai terlihat sejak mondok di Pesantren Walisongo Cukir, Jombang. Hanya dalam waktu 2 tahun di sana, ia berhasil mengkhatamkan hafalan 30 juz."Ketika di pesantren, saya dipanggil pak Kyai disuruh ikut lomba MHQ tafsir Bahasa Arab. Pertamanya saya menolak, karena memanggil saya sampai 3 kali, akhirnya saya sungkan," kata Neng Nida."Jadi saya ini MTQ karena dipaksa guru saya, bukan keinginan sendiri dan alhamdulillah di Banyuwangi tahun 2016 saya dapat juara dan di nasional alhamdulillah saya selalu mendapatkan juara. Insya Allah tahun ini saya ikut tafsir Bahasa Indonesia dan adik saya mengikuti MHQ 20 Juz," tambahnya.Hasil kejuaraan yang diraih bagi Ning Nida bukanlah finish dari perjuangannya. Menurutnya itu sebuah amanah baginya, untuk setelahnya dirinya dan keluarganya bisa mengembangkan standarisasi Al Quran sesuai standar MHQ utamanya di Trenggalek.Menurutnya perlu ada standarisasi bacaan dan hafalan, karena bila tidak dibiasakan maka akan kesulitan untuk menjawab soal-soal dari dewan juri."Makanya hafal Al Qur'an di MHQ ada nilai plus, mesti lancar," ujar juara 1 kompetisi MHQ di Rusia itu.