Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

Sedot Anggaran Fantastis Tahun 2024, Ribuan Anak Trenggalek Gizi Buruk

Anggaran untuk penanganan stunting (gizi buruk) di Trenggalek cukup fantastis. Namun, pada tahun 2023 masih belum bisa menuntaskan anak yang terkena stunting.Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek dari bulan timbamg menunjukkan, pada tahun 2022 sebanyak 7,6 persen anak di Trenggalek sunting. Kemudian pada tahun 2023 turun menjadi 6,6 persen.Jumlah persentase tersebut detailnya, pada tahun 2022 sebanyak 2.950 anak di Trenggalek mengalami stunting. Kemudian, pada tahun 2023 di angka 2.343 anak di mengalami stunting."Dari 2022 sampai 2023 kisaran 500 lebih yang tertangani dari stunting," terang Sunarto, Kepala Dinas Kesehatan Trenggalek saat dikonfirmasi sejumlah awak media.Sunarto memaparkan untuk anggaran penanganan stunting khususnya di Dinkes Trenggalek diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)."Anggaran penanganan stunting di Trenggalek pada tahun 2023 sebanyak 5,5 miliar. Kemudian pada tahun 2024 ditangkarkan 8,2 miliar," paparnya.Jumlah anggaran tersebut tak sebanding dengan angka anak stunting yang dipentaskan di kisaran 500 lebih. Namun, penanganan ini adalah pekerjaan bersama."Penanganan stunting dengan aksi konvergensi. Artinya dari satu menyebar ke lainnya. Kemudian melibatkan Organisasi Pemerintah Daerah [OPD] terkait," katanya.Dalam upaya mengentaskan stunting yang ada di Trenggalek, ada 2 metode. Di antaranya adalah intervensi secara spesifik dan intervensi secara sensitif."Intervensi secara spesifik diantaranya adalah Pemberian Makanan Tambahan [PMT] kemudian dilakukan imunisasi," tambah Sunarto.Lebih lanjut, mayoritas anak yang terata Dinkes Trenggalek stunting tersebut di kisaran umur 2 sampai 5 tahun. Pasca lahir anak tersebut belum nampak kelihatan stunting."Intervensi Sensitif 70 persen melalui lingkungan, mulai dari air minum beberapa faktor lingkungan lainnya mendukung tidak terjadi sakit, pangan dan gizi," detailnya.Menurutnya, anggaran untuk menangani gizi buruk atau stunting itu masih kecil dibandingkan dengan daerah lain. Namun Sunarto menegaskan bakal menangani dengan optimal."Stunting ditangani secara optimal, angka [anggaran] ini dibanding kabupaten lain masih sedikit, kemudian tujuannya adalah bagaimana bisa berdampak," tandasnya.