KBRT - Ratusan warga memadati area Taman Pendapa Manggala Praja Nugraha untuk menyaksikan perlombaan panjat pinang yang digelar dalam rangka Hari Jadi ke-831 Kabupaten Trenggalek, Minggu (31/08/2025) kemarin.
Perlombaan ini berlangsung setelah resepsi hari jadi selesai pada siang hari. Tiga batang pinang yang dilumuri oli menjadi arena bagi 12 tim dari berbagai desa untuk berebut hadiah. Sorakan penonton yang saling bersahutan menambah semarak jalannya lomba tradisional tersebut.
“Agenda kegiatan olahraga tradisional panjat pinang, menjadi rangkaian agenda dalam memperingati hari jadi Trenggalek setiap tahun,” ujar Agus Setyono, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Trenggalek.
Menurut Agus, panjat pinang memiliki makna filosofis yang relevan dengan kehidupan. Tantangan dalam mencapai puncak pinang diibaratkan sebagai perjuangan menuju tujuan hidup yang memerlukan semangat pantang menyerah.
“Banyak tantangan untuk mencapai puncak pinang atau hadiah, jadi dalam berjuang harus tetap menjaga kekompakan, kerja sama, dan semangat yang tak boleh putus,” ungkapnya.
Dalam perlombaan tahun ini, hadiah yang diperebutkan antara lain uang tunai, sepeda, mesin cuci, hingga berbagai hadiah menarik lainnya. Setiap batang pinang akan melahirkan tiga tim juara, sementara peserta lain tetap mendapat hadiah dari doorprize yang digantung di puncak.
Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi) Trenggalek, Edi Anto Agus Winarno, menegaskan bahwa panjat pinang merupakan olahraga tradisional warisan leluhur yang masih digemari masyarakat.
“Panjat pinang itu olahraga warisan nenek moyang, dan banyak nilai-nilai yang bisa kita ambil, seperti kerja sama dan tekad yang tinggi,” kata Edi.
Ia berharap lomba panjat pinang tetap dilestarikan agar Trenggalek semakin semarak.
“Mudah-mudahan, dengan adanya olahraga panjat pinang ini, Trenggalek semakin meriah dan meroket,” tambahnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Lek Zuhri