KBRT - Menjelang Hari Raya Idulfitri, para pekebun di Watulimo mulai memanen janur dari pohon kelapa di kebun mereka. Janur, atau daun kelapa muda, banyak dicari sebagai bahan utama pembuatan ketupat yang menjadi hidangan khas Lebaran.
“Janur itu saya panen setahun sekali, karena paling laku saat hari-hari besar keagamaan seperti Idulfitri dan Hari Raya Nyepi,” ujar Dian Erwanto, seorang petani janur di Watulimo.
Dalam proses panen, Dian menghitung janur dalam satuan lonjoran. Setiap lonjor rata-rata berisi 160 lembar janur. Namun, ia hanya mengambil maksimal dua lonjor dari setiap pohon kelapa untuk menjaga pertumbuhan pohon tetap optimal.
“Dalam satu pohon kelapa maksimal saya ambil dua lonjor janur saja. Kalau diambil lebih, pertumbuhan pohon bisa terganggu,” jelasnya.
Dian melayani pembeli dari berbagai daerah seperti Kediri, Blitar, bahkan hingga Bali. Setiap pembelian biasanya mencapai sekitar 500 lonjor janur. Ia memanen janur berdasarkan pesanan agar tetap segar saat sampai ke tangan pembeli.
“Biasanya pembeli memesan dulu jumlahnya, baru saya panen sesuai kebutuhan,” tambahnya.
Dian juga menjelaskan bahwa janur dapat bertahan hingga tujuh hari setelah dipanen. Namun, ia selektif dalam menjual janur, memastikan hanya janur berkualitas baik yang dijual. Ukuran yang terlalu kecil atau lembaran yang cacat tidak akan masuk dalam daftar jualnya.
“Sebelum dijual, saya harus cek dulu kondisinya. Kalau ukurannya terlalu kecil atau ada lembar yang cacat, pembeli tidak mau. Saya jual per lonjor seharga Rp18 ribu,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz