Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Nelayan Sepi Tangkapan, Pengusaha Pindang di Trenggalek Tertekan Kenaikan Harga Ikan

  • 14 Jul 2025 16:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Sepinya hasil tangkapan ikan nelayan di pesisir Trenggalek sejak beberapa bulan terakhir berdampak langsung pada sektor industri pengolahan ikan lokal. Pelaku usaha pindang di Sentra Industri Pindang Bengkorok, Kecamatan Watulimo, mengaku mengalami penurunan omzet hingga 50 persen akibat lonjakan harga bahan baku.

    Dewi Bibit, pengusaha pindang yang telah menekuni industri ini selama 15 tahun, mengatakan bahwa selama empat bulan terakhir dirinya terpaksa mengambil pasokan ikan dari cold storage karena pasokan hasil laut dari nelayan sangat minim.

    “Ya kalau dikatakan berdampak ya berdampak untuk harga ikan, tapi saat ini ada pabrik (cold storage) jadi tidak terlalu berdampak,” ujar Dewi saat ditemui.

    Menurut Dewi, ketersediaan ikan dari cold storage memang membantu kelangsungan produksi, namun harga ikan mengalami kenaikan signifikan. Saat ini, harga ikan tongkol lokal yang sebelumnya Rp12.000 per kilogram melonjak menjadi Rp25.000. Begitu juga dengan ikan salem yang naik dari Rp17.000 menjadi Rp20.500 per kilogram.

    “Ikan salem Rp20.500 ini mahal, padahal biasanya Rp17.000. Tongkol Rp25.000, kalau lokal dulu Rp12.000,” ungkap Dewi.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Meski harga bahan baku meroket, Dewi tetap menjalankan aktivitas produksi setiap hari dengan mengolah sekitar 1,2 ton ikan untuk dipindang. Produk olahan tersebut mayoritas dikirim ke pasar di Kota Surabaya.

    “Saat ini modalnya besar tapi hasilnya sedikit. Harga pabrik melambung tinggi, adanya ya itu ya mau tidak mau,” keluhnya.

    Dewi menyebut bahwa lonjakan harga ikan saat ini termasuk salah satu yang tertinggi selama dirinya menjalankan usaha pindang. Ia mengingat hanya satu kali harga ikan menyentuh angka lebih tinggi, yaitu Rp27.000 per kilogram.

    “Dulu ikan pernah Rp27 ribu perkilo, ini juga termasuk tinggi, masuk puncaknya Rp25 ribu,” tandas Dewi.

    Kondisi ini mencerminkan tekanan ganda yang dialami pelaku usaha olahan ikan di tengah krisis tangkapan laut, sekalipun infrastruktur seperti cold storage sudah tersedia. Masalah harga tetap menjadi tantangan utama.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    BPR Jwalita