Lima Kecamatan di Trenggalek Angka Stunting Tinggi
Tren penurunan angka stunting di Trenggalek belum membanggakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Karena masih ada kecamatan yang menyumbang angka stunting, Rabu (19/06/2024).Sebelumnya survei nasional seperti Riskesdas, SSGI, dan SKI mencatat kenaikan pada tahun 2022 sebelum kembali turun pada tahun 2023.Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Trenggalek, Sunarto menerangkan prevalensi stunting di turun dari 7,9 persen tahun 2022 menjadi 6,6 persen pada 2023."Sempat mengalami kenaikan pada tahun 2022 namun mengalami penurunan pada tahun 2023," jelasnya.Pada tahun 2022, tercatat ada 2.950 anak yang mengalami gagal tumbuh kembang (stunting). Angka ini kemudian turun signifikan pada 2023 dengan 562 anak dilaporkan terbebas dari stunting.Sementara itu, di wilayah tertentu angka stunting masih relatif tinggi. Hal ini dapat dilihat di Kecamatan Tugu, Trenggalek, Gandusari, Panggul, dan Dongko, dengan prevalensi antara 11,31 persen hingga 20 persen."Pada tingkat desa, prioritas lokus stunting telah ditetapkan melalui rembug stunting dengan 27 desa lokus yang ditargetkan pada tahun 2025," ungkap Sunarto.Dirinya menjelaskan bahwa faktor utama yang menyebabkan tingginya angka stunting di Trenggalek mencakup pemahaman masyarakat yang beragam.Mengenai penyebab dan dampak stunting diantaranya kesadaran untuk mencegah stunting masih belum optimal."Perubahan perilaku menjadi penyebab langsung yang signifikan, seperti pola asuh terhadap balita yang belum sesuai dengan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dan penyakit infeksi pada balita yang dipengaruhi oleh perilaku hidup bersih dan sehat," tegasnya.Dinkesdalduk KB sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting, termasuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal.“Keterlibatan masyarakat dalam berbagai inovasi yang dijalankan sangat penting untuk menurunkan angka stunting," tandasnya.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow