KBRT – Trenggalek harus menelan pil pahit usai menutup ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX tahun 2025 di posisi paling bawah klasemen perolehan medali. Dari seluruh cabang olahraga yang diikuti, kontingen Trenggalek hanya mampu membawa pulang tiga medali emas, tiga perak, dan empat perunggu.
Capaian tersebut menjadi yang terendah sepanjang keikutsertaan Trenggalek dalam ajang olahraga tingkat provinsi. Jika dibandingkan dengan edisi sebelumnya pada 2023, raihan medali secara keseluruhan mengalami penurunan signifikan. Tahun 2019, Trenggalek bahkan sempat mengoleksi lima emas dan total 21 medali.
Wakil Ketua Umum KONI Trenggalek, Adit Suparno, menyebutkan sejumlah faktor yang menjadi penyebab merosotnya prestasi. Salah satunya adalah minimnya fasilitas pendukung bagi atlet.
“Pembinaan kita masih terkendala sarana dan prasarana. Banyak venue latihan belum memenuhi standar, dan hal ini jelas berdampak pada kualitas latihan atlet,” kata Adit usai rapat evaluasi.
Adit juga mengungkapkan bahwa beberapa atlet potensial asal Trenggalek memilih bergabung dengan daerah lain karena tawaran fasilitas dan bonus yang lebih menjanjikan. Fenomena ini turut melemahkan kekuatan kontingen, terutama pada cabang olahraga unggulan yang sebelumnya jadi andalan meraih medali.
“Atlet kita banyak yang berpindah. Ini jadi pekerjaan rumah besar bagi kami, karena cabor yang dulunya langganan medali kini malah tak menyumbang apa-apa,” imbuhnya.
Sebagai langkah perbaikan, KONI berencana menggelar evaluasi menyeluruh bersama seluruh pengurus cabang olahraga. Evaluasi ini akan difokuskan pada perencanaan jangka menengah, termasuk perbaikan sistem seleksi atlet menuju Porprov berikutnya. Seleksi akan diperketat, terutama bagi cabor yang selama ini jadi tumpuan medali.
“Kita akan utamakan atlet yang mampu lolos hingga babak semifinal di Kejurprov atau Kejurda. Hasil dari Popda belum bisa dijadikan tolok ukur karena level kompetisinya berbeda,” ujar Adit.
Di sisi lain, Adit berharap pemerintah daerah memberi perhatian lebih terhadap pembinaan olahraga di Trenggalek. Menurutnya, peningkatan prestasi tidak akan terjadi jika fasilitas latihan masih jauh dari kata layak.
“Kalau ingin bersaing dengan daerah lain, harus ada komitmen dari pemerintah. Pembinaan tak cukup hanya dari semangat, tapi juga dukungan fasilitas,” tegasnya.
Meski performa keseluruhan menurun, beberapa cabang olahraga yang semula tidak diunggulkan justru mampu menyumbang medali. Hal ini dinilai sebagai modal penting untuk membangun kekuatan baru pada ajang kompetisi mendatang.
Kabar Trenggalek - Olahraga
Editor:Lek Zuhri