KBRT - Fenomena kemarau basah yang terjadi di Kabupaten Trenggalek memberikan dampak serius terhadap sektor pertanian. Sedikitnya 400 hektare lahan sawah terdampak banjir pada periode April hingga Mei 2025, dan 29 hektare di antaranya mengalami puso.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Imam Nurhadi, menyampaikan bahwa kemarau basah ditandai dengan cuaca cerah pada pagi hari dan hujan di sore hingga malam. Kondisi ini cukup memengaruhi aktivitas pertanian.
“Kita masih dihadapkan pada iklim kemarau basah yang secara umum mempunyai ciri khas paginya cerah, kemudian sorenya hujan sampai malam. Ini sangat berkaitan dengan dunia pertanian,” ujar Imam.
Lahan sawah yang terdampak tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Trenggalek, Pogalan, Gandusari, Durenan, Watulimo, Panggul, dan Munjungan. Menurut Imam, sebagian besar sawah yang terkena banjir saat itu masih dalam tahap pembibitan.
“Kebetulan waktu itu masih uritan, masih pembibitan, sehingga kami bantu terkait dengan bibit padi yang kena dampak tersebut,” jelasnya.
Tak hanya banjir, petani juga dihadapkan pada serangan hama seperti wereng, sundep, hingga potong leher yang rentan menyerang tanaman padi pascabanjir. Untuk mengantisipasi meluasnya serangan, Dinas Pertanian telah melakukan pemantauan dan pengendalian di sejumlah titik.
“Tentu saja sudah kami amati, perkembangannya sudah mulai bagus terutama untuk wereng maupun potong leher. Namun demikian, karena sifatnya potong leher itu harus preventif jadi kita harus dari awal benar-benar,” imbuh Imam.
Meski begitu, kemarau basah juga membawa dampak positif, yakni potensi peningkatan indeks pertanaman (IP) berkat ketersediaan air yang cukup melimpah di lahan pertanian.
Imam menyebut, pada Masa Tanam (MT) 2, sekitar 90 persen petani di Trenggalek masih menanam padi. Ia berharap kondisi ini berlanjut ke MT 3 agar produktivitas padi dapat meningkat.
“Harapan kami di MT 3 yang mungkin waktunya akan maju, teman-teman petani masih menanam padi, sehingga sampai dengan akhir periode 2025 IP kita akan bertambah menjadi 2,5 dari yang sebelumnya 2,1,” pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz