Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kegigihan Erisa, Pemanah Perempuan dari Trenggalek Bermodal Busur Bambu

Kabar Trenggalek - Fokus adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan Erisa Ichnadia Azari, pemanah perempuan dari Trenggalek. Ia selalu fokus saat berlatih melepaskan anak panah dari cengkeraman tangan mungilnya.Anak kedua dari Ali Mustofa itu memulai olahraga memanag sejak duduk dibangku kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI). Perempuan tubuh mungil itu ternyata sangat kuat membawa beban busur yang beratnya hampir 3 kilogram.Awalnya, Erisa ikut kegiatan memanah dari temannya. Hobi yang berawal dari ikut-ikutan teman itu, ternyata membawa Erisa menorehkan berbagai kejuaraan memanah."Awalnya saya diajak teman untuk ikut latihan memanah, namun teman saya hari ini sudah tak melanjutkan lagi," katanya.Tak pelak, walaupun ditinggal temannya yang dulu mencatat sejarah dalam juara yang mentereng itu, Erisa tetap semangat untuk berlatih memanah. Walaupun dalam satu minggu dia kerap menghabiskan waktu untuk latihan."Optimistis saya mulai muncul ketika mendapat juara 1 lomba memanah piala Bupati Trenggalek," ungkapnya.Tak sering dirinya mengalami tekanan mental saat anak panahnya tak mendapatkan sasaran yang diinginkan. Hal itu mendasari Erisa untuk mendapatkan rumus dan karakter sendiri jika akan melepaskan anak panahnya."Kalau tidak terkena sasaran, bisa stres. Namun pelatih terus memandu saya untuk belajar dan menikmati proses dengan sabar," kata Erisa.[caption id="attachment_14127" align=aligncenter width=1599]Erisa memegang piala juara memanah Erisa memegang piala juara memanah/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Gadis kelahiran 28 Januari 2009 yang kini menginjak kelas 1 SMP juga membicarakan pengalaman menterengnya, mulai juara yang dipersembahkan hingga busur dan anak panahnya beli bekas orang."Alat semua bekas, karena kondisi ekonomi yang tak mampu membeli yang baru jadi seadanya saja. Toh kemenangan tidak terukur dari alat," ujarnya.Sesekali, tangan Erisa merasa sakit jika tak latihan memanah. Hal itu yang menjadikan dirinya bersama busur dan anak panah sudah mendarah daging hingga membawa namanya terpampang di piagam rumahnya."Saya pernah juara pada peringatan hari ulang tahun TNI Angkatan Laut (AL)," aku Erisa.Tak mudah bagi Erisa dalam melepaskan anak panah terhadap sasarannya. Dirinya, harus sesering membaca arah mata angin yang bersimbol bendera pada saat lomba.Berkat kejelian dalam membaca arah mata angin, Erisa mampu mendapatkan skor tertinggi 333 dalam satu sesi, dengan jarak panah 40 meter.Pesan pelatih juga tak luput dihilangkan dari ingatannya, seperti dia menceritakan pelatih yang disapa Mbah Roji, yang berpesan agar setiap pertandingan selalu menyamakan dengan latihan."Pelatih yang memotivasi saya yaitu mbah Roji, dia yang selalu mendorong untuk memupuk percaya diri," tuturnya.Erisa saat ini sedang menyiapkan ajang lomba Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), yang dirinya menargetkan 310 poin dalam setiap sesinya."Ini latihan terus setiap hari, dari mulai fisik dan belajar fokus dalam memanah," ujar gadis asal Desa Jati, RT 08 RW 02, Kecamatan Karangan, itu.