Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Bulan Ramadhan, Penjualan Gula Aren Trenggalek Cenderung Meningkat

  • 16 Mar 2025 18:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Penjualan gula aren pada bulan Ramadhan mengalami kenaikan signifikan. Para produsen gula aren bahkan mencatat lonjakan penjualan hingga 50% dibandingkan hari-hari biasa sebelum Ramadhan. Salah satunya adalah produsen gula aren di Dusun Ngrancah, Desa Sawahan, Watulimo, yang dikenal sebagai daerah produsen gula terbesar se-Kecamatan Watulimo. Selama bulan Ramadhan, permintaan gula aren meningkat, termasuk dari konsumen luar kota.

    “Omzet di bulan Ramadhan ini naik. Sebelum Ramadhan, rata-rata dalam sehari terjual sekitar 2 kg gula aren, namun ketika bulan Ramadhan bisa mencapai 4 kg per hari, naik sekitar 50%,” ujar Nanang Kosim, produsen gula aren asal Watulimo.

    Nanang menjelaskan bahwa dalam sehari ia dapat memproduksi 2 hingga 3 kilogram gula aren. Setiap hari, ia melakukan kegiatan deres, yaitu mengambil air nira dari pohon untuk diolah menjadi gula aren. Menurutnya, 10 liter air nira dapat menghasilkan sekitar 2 kg gula aren, meskipun jumlah pastinya tergantung pada kadar air dalam nira tersebut.

    “Tergantung niranya. Kalau kadar airnya tinggi, hasil gulanya sedikit. Namun, jika kadar air rendah, 10 liter bisa menghasilkan 2 hingga 3 kilogram gula aren,” terangnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Saat ini, Nanang memproduksi dua jenis gula aren, yaitu gula aren cetak dan gula aren bubuk. Gula aren cetak produksinya tersedia dalam dua variasi: berbentuk dadu dan berbentuk bumbung mini. Berbeda dengan gula aren yang umumnya dijual dalam bentuk lirangan besar seberat 1 kg dengan harga Rp 40 ribu, gula aren produksi Nanang dijual dengan harga bervariasi. Gula aren cetakan dadu dijual seharga Rp 60 ribu/kg, sedangkan gula aren bubuk dibanderol Rp 100 ribu/kg.

    “Gula aren produksi saya ini ada beberapa varian, seperti cetakan dan bubuk, yang saya kemas dalam wadah siap konsumsi agar lebih praktis. Produk saya juga sudah bersertifikat halal sejak tahun 2023. Pelanggan saya tidak hanya dari dalam kota, tetapi juga dari luar kota, bahkan sampai Hong Kong dan Taiwan. Namun, yang paling ramai tetap konsumen dari dalam kota,” ujarnya.

    Selama Ramadhan, banyak konsumen yang memburu gula aren sebagai bahan baku makanan atau minuman takjil. Namun, Nanang mengungkapkan bahwa saat ini banyak beredar gula aren yang tidak 100% murni. Menurutnya, secara kasat mata sulit membedakan antara gula aren asli dan yang sudah dicampur dengan bahan lain.

    “Kendalanya sekarang ini banyak gula aren yang tidak murni di pasaran, dan itu berdampak pada kami sebagai produsen gula aren murni. Perbedaannya, gula aren asli memiliki tekstur sedikit kasar, sedangkan yang tidak murni cenderung lebih padat. Bisa jadi bahan bakunya dicampur dengan gula kelapa atau gula tebu. Dari segi rasa, gula aren asli punya sedikit rasa pahit dan manisnya lebih natural,” tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf