Introvert dan ekstrovert bukanlah kondisi yang sepenuhnya hitam putih, melainkan kecenderungan yang dimiliki setiap individu dengan intensitas yang berbeda-beda. Istilah introvert pertama kali diperkenalkan oleh Carl Gustav Jung untuk menggambarkan individu yang menikmati dunia dalam dirinya sendiri—sebuah dunia ide, imajinasi, dan refleksi intrapersonal.
Energi seorang introvert cenderung terpusat pada dunia internalnya. Berikut beberapa fakta ilmiah menarik mengenai tipe kepribadian introvert yang dilansir dari buku Berpikir dan Bertindak Cepat karya @nyalakebaikan.
Daftar Isi [Show]
1. Bukan Pemalu
Introvert sering disalahartikan sebagai pribadi pemalu. Faktanya, pemalu adalah mereka yang takut dinilai negatif oleh orang lain, sementara introvert lebih memilih menghindari stimulasi lingkungan yang berlebihan karena dapat menguras energinya.
2. Lebih Peka terhadap Kebahagiaan Sederhana
Introvert cenderung lebih mudah menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana, seperti membaca buku di rumah atau mendekorasi ulang kamar. Hal ini terkait dengan otak mereka yang lebih peka terhadap dopamin, senyawa neurotransmitter yang dihasilkan saat manusia melakukan aktivitas menyenangkan.
Meski begitu, otak introvert merespons dopamin dengan cara berbeda dibandingkan ekstrovert, sehingga mereka cenderung merasa nyaman dengan kegiatan yang minim stimulasi.
3. Gray Matters yang Lebih Tebal
Introvert sering digambarkan sebagai pemikir mendalam, dan ini bukan tanpa alasan. Otak mereka memiliki lapisan abu-abu (gray matters) yang lebih tebal dibandingkan ekstrovert. Lapisan ini bertanggung jawab atas proses berpikir kompleks dan mendalam, sehingga tidak heran jika introvert sering merasa seperti ada banyak "tab browser" yang terbuka di otaknya.
4. Jalur Berpikir yang Lebih Panjang
Proses berpikir introvert melibatkan jalur yang lebih panjang di otak, yang dikenal sebagai asetilkolin. Informasi yang masuk ke otak mereka melewati beberapa area penting, seperti:
- Area emosi dan empati
- Area prokas, yang terkait dengan produksi kata dan sel otot
- Lobus frontal, tempat perencanaan ide dan tindakan
- Amigdala, pusat emosi manusia
- Hippocampus kiri, yang melabeli informasi dengan nilai personal dan menyimpannya dalam memori jangka panjang
5. Mengandalkan Memori Jangka Panjang
Otak manusia memiliki dua jenis penyimpanan informasi: working memory (jangka pendek) dan long-term memory (jangka panjang). Introvert cenderung mengandalkan memori jangka panjang, sehingga sering memerlukan waktu lebih lama untuk memilih kosakata saat berbicara.
Namun, kecenderungan ini memberi kelebihan pada introvert untuk mengingat detail dengan lebih baik dan menyampaikan ide-ide yang lebih terstruktur.
Memahami kekuatan dan kelemahan introvert adalah langkah penting untuk mengenal diri sendiri dan orang lain. Kepribadian introvert bukanlah sesuatu yang harus diubah, melainkan dipahami dan diapresiasi. Dengan begitu, kita dapat melihat bahwa setiap individu memiliki keunikan yang berharga, sembari menyadari pentingnya peran orang lain dalam kehidupan kita.
Editor:Bayu Setiawan