3 Tanaman Tertinggi di Dunia, Lebih Tinggi dari Monas Jakarta

KBRT - Tanaman tinggi di dunia ini memiliki kayu yang tidak hanya kokoh, tetapi juga akar yang kuat untuk menahan kayu tinggi dan usia waktu yang sedang tumbuh. Beberapa di antaranya tidak dapat bertumbuh secara maksimal karena burung pengganggu yang kerap menjadikan kayu sebagai sarang rumah.  

Tanaman tertinggi di dunia ini ditaksir bisa melebihi ketinggian Tugu Monas yang memiliki tinggi 132 meter. Laporan dari buku Tanaman Terkecil VS Tanaman Tertinggi karya Wahyu Annisha, berikut tanaman tertinggi di dunia.  

Cemara Douglas Pantai

Coast douglas-fir (Pseudotsuga menziesii) dikenal dengan nama oregon pine atau douglas spruce. Spesies pinus evergreen yang berasal dari Amerika Utara bagian Barat ini dapat tumbuh di daerah pesisir Amerika dan daerah Pegunungan California yang tingginya mencapai 1.800 mdpl.  

Tinggi pohon coast douglas-fir yang hidup saat terendahnya mencapai 60–75 meter, sedangkan tertingginya mencapai 100–120 meter. Diameter batangnya berukuran 1,5–2 meter dan dapat mencapai 4,5–6 meter.  

Pohon coast douglas-fir biasanya hidup hingga berumur 500 tahun. Tahun 1897, Loop's Ranch di Whatcom County, Washington, telah menebang pohon coast douglas-fir setinggi 142 meter.  

Diperkirakan pohon ini berumur 480 tahun. Pohon coast douglas-fir memiliki kulit kayu setebal 10–30 cm. Daunnya berbentuk seperti jarum dengan panjang 2–3,5 cm. Strobilus muncul pada musim semi. Awalnya, strobilus berwarna hijau, selanjutnya akan berwarna kuning kecoklatan saat menua.  

Untuk menjadi dewasa, strobilus membutuhkan waktu 6–7 bulan. Oleh karena itulah, saat strobili betina ini menjadi dewasa biasanya sudah masuk musim gugur. Adapun strobili jantan mengandung serbuk sari yang berwarna kuning dan menyebar di musim semi.  

Biji coast douglas-fir dilengkapi sepasang sayap. Setiap strobili mengandung 25–50 biji dengan berat 70–88 gr/biji. Coast douglas-fir disukai hewan-hewan yang hidup di sekitarnya,  seperti landak, tikus, belibis biru, dan tupai.  

Burung hantu suka bersarang pada ranting-rantingnya. Rusa menyukainya sebagai sumber makanan, terutama pada musim dingin saat tanaman lain sudah gugur, pohon ini masih menghijau. Kayu pohon coast douglas-fir termasuk kayu yang berkualitas unggul.  

Selain untuk bangunan, juga bisa dipakai untuk ikatan rel kereta api, pulp, dan mebel. Bahkan, gelondongan kayu pohon coast douglas-fir oleh penduduk asli di Hawai dibuat menjadi wa’ kaulua, semacam kano/perahu kecil.  

ADVERTISEMENT

Coast Redwood  

Coast redwood (Sequoia sempervirens) merupakan satu-satunya jenis yang hidup dari Genus Sequoia dalam keluarga pinus Cupressaceae. Coast redwood merupakan pohon yang selalu hijau (evergreen plants). Umurnya dapat mencapai 1.200–1.800 tahun atau lebih.  

Coast redwood dapat ditemui di sepanjang pantai Pasifik Amerika Utara dan dari Monterey Bay ke Oregon. Biasa tumbuh di pegunungan dengan curah hujan yang banyak. Kulit pohon ini sangat tebal (bisa mencapai 30 cm) dan berserat dengan warna merah kecoklatan. Oleh karena itu, tumbuhan ini dinamakan redwood. Daun pohon coast redwood berbentuk seperti jarum dengan panjang 15–25 milimeter.  

Hyperion merupakan nama pohon yang tumbuh di Redwood National Park California Utara yang kini tercatat sebagai pohon coast redwood tertinggi di dunia. Ditemukan pada tanggal 25 Agustus 2006 oleh naturalist bernama Chris Atkins and Michael Taylor. Tinggi Hyperion sekitar 115,55 meter (bahkan, ada yang melaporkan 115,61 meter) dengan diameter 4,84 meter. Menurut para peneliti, burung-burung pelatuk merusak pucuk pohon ini. Jika saja burung merusak pucuk pohon ini.  

Jika saja burung pelatuk itu tidak mematuk-matuk ujung hyperion maka pohon ini bisa lebih tinggi hingga 115,8 meter. Pohon ini bereproduksi secara seksual dengan biji dan secara aseksual dengan tunas. Biji akan diproduksi setelah pohon berumur 10–15 tahun. Pohon coast redwood termasuk tanaman monoecious (berumah satu). Strobilus bunga betina berbentuk bulat telur dengan panjang 15–32 mm.  

Strobilus ini akan matang selama 8–9 bulan. Tiap strobilus mengandung biji 3–7 butir. Setiap biji memiliki panjang 3–4 mm dan lebar 0,5 mm. Strobilus bunga jantan berukuran panjang 4–6 mm. Berat biji yang siap menjadi benih hanya 3,3–5 mg/biji. Biji coast redwood memiliki semacam sayap kecil dan ringan berukuran 1 mm. Biji akan terlepas ketika strobilus sudah sangat kering dan siap menjadi benih. Karena benih memiliki semacam sayap maka angin akan membantu menyebarkan benih ini sekitar 60–120 meter dari pohon induk.  

Sitka Spruce  

Sitka spruce (Picea sitchensis) adalah pohon jenis pinus evergreen yang dapat tumbuh hingga mencapai 100 meter. Diameter batangnya sekitar 5 meter. Sitka spruce merupakan tanaman asli pantai Barat Amerika Utara hingga ke arah Barat Laut pada Pulau Kodiak, Alaska, dan Tenggara dekat Fort Bragg di California Utara. Nama sitka diambil dari komunitas sitka di Alaska.  

Sitka spruce yang telah menua tidak lagi memiliki ranting-ranting di ketinggian 30–40 meter terendahnya. Kulit pohonnya tipis, bersisik, dan terlihat mengelupas. Tunas pohon ini berwarna coklat pucat dan berambut. Daunnya berbentuk jarum pipih yang kaku, tajam, dan berwarna hijau kebiru-biruan.  

Strobilus berbentuk silindris pipih dengan panjang 6–10 cm. Strobilus sitka spruce berwarna hijau atau kemerahan. Setelah berumur 5–7 bulan, yaitu setelah penyerbukan, strobilus akan matang dan ditandai dengan warnanya yang berubah menjadi coklat pucat. Biji berwarna hitam dengan panjang 3 mm dan dilengkapi dengan sayap berwarna coklat pucat berukuran 7–9 mm.  

Sitka spruce termasuk pohon yang berumur panjang. Ia dapat mencapai usia 700 tahun karena dapat tumbuh di berbagai macam kondisi. Namun, ukurannya yang besar tidak menunjukkan lamanya usia pohon. Pohon sitka spruce banyak digunakan untuk pembuatan piano, kecapi, biola, gitar,, kapal layar hingga nose cones rudal Trident. 

Bahkan, The Wright brothers membuat pesawat terbang menggunakan bahan dari kayu sitka spruce. Selama perang dunia ke-2, pesawat terbang seperti The British Mosquito menggunakan kayu sitka spruce untuk menggantikan aluminium. Penduduk asli Alaska memanfaatkan kulit akar pohon sitka spruce untuk dibuat menjadi keranjang tenun.