Dalam yoga, tubuh manusia terhubung erat dengan pola gerak, napas, serta pikiran, yang memungkinkan terjadinya keseimbangan, relaksasi, serta harmoni dalam hidup. Praktisi yoga menggunakan wujud kasar tubuh untuk membantu menjernihkan pikiran.
Lewat serangkaian latihan fisik yang cermat serta penuh konsentrasi, seorang pelaku yoga diajari untuk “membangunkan” seluruh bagian tubuh maupun jiwanya. Secara ilmiah, ritual olah fisik yoga terbukti mampu memperbaiki, memperkuat, dan memaksimalkan fleksibilitas otot.
Berbagai gerakan yoga berefek positif bagi peredaran darah, memudahkan penyerapan gizi, serta membersihkan racun dari sejumlah bagian tubuh. Sementara, dari sisi psikologis, yoga meningkatkan konsentrasi, fokus, dan meningkatkan keseimbangan jiwa, ketenangan, juga rasa kepuasan.
Dilansir dari buku Food Combining & Yoga Mengendalikan Stres karya Erikar Lebang, yoga terdiri dari 8 tingkat. Setiap tingkat memiliki identitas tersendiri, tetapi saling memperkuat satu sama lain dan tak dapat dipisahkan.
Tingkatan ini tidak bisa dilihat dengan pemahaman bahwa tingkat yang satu lebih tinggi dari yang lain, tetapi harus dengan pemahaman bahwa satu tingkat takkan pernah dicapai tanpa memahami tingkat sebelumnya. Sehingga, secara otomatis berarti melepaskan atau tidak mengacuhkan penguasaan terhadap satu tingkat akan merusak konsep hakiki tentang yoga secara keseluruhan seperti dirangkum di bawah ini.
8 Tingkatan dalam Yoga
1. Yama (Disiplin Sosial Kemasyarakatan)
Yama memiliki 5 prinsip universal: kejujuran, antikekerasan, tidak mencuri, tidak mengumbar nafsu birahi, dan penguasaan hasrat. Sebuah prinsip yang harus dipatuhi dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Niyama (Disiplin Individu)
Niyama juga memiliki 5 syarat: bersih diri, rasa syukur, tidak berlebihan, mawas diri, dan menyembah pada Sang Maha Pencipta. Perilaku ini harus tercermin dalam kehidupan pribadi.
3. Asana (Postur Tubuh)
Postur yang baik membawa stabilitas dalam tubuh dan keagungan pikiran. Melatih asana atau postur mampu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, serta kesehatan. Dengan asana, seluruh bagian penting tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, empedu, dan pankreas, terstimulasi untuk bekerja lebih baik. Namun, di atas segalanya, pelatihan asana bertujuan untuk mencapai keseimbangan tubuh dan pikiran.
4. Pranayama (Pengaturan Napas)
Secara spesifik, menekankan bahwa fase pranayama hanya bisa dilakukan setelah dasar-dasar asana dikuasai dengan baik. Melatih pranayama diyakini dapat melepaskan jiwa dari tekanan, mengendurkan sistem saraf, dan menenangkan pikiran.
5. Pratyahara (Pengaturan Indra)
Pembatasan diri ini adalah penghubung antara 4 tingkat awal dengan 3 tingkat selanjutnya. Setelah mematuhi semua persyaratan awal, inilah saatnya seseorang melakukan kontrol terhadap pikiran dan segenap panca-indranya sehingga mampu berkontemplasi dengan baik, lalu, membuang semua unsur negatif, demi peningkatan kualitas spiritualnya
6. Dharana (Konsentrasi)
Kemampuan mengontrol naluri dasar pikiran untuk selalu mengembara dan mengambang ke segala aspek. Pada saat menempatkan diri dalam keadaan tenang, terkadang kita mendapati bahwa pikiran kita dipenuhi oleh berbagai hal yang saling tumpang tindih.
Dalam fase dharana, seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan menguasai satu hal dan mendalaminya tanpa harus mengalami gangguan, selama mungkin. Salah satu teknik termudah untuk menguasai fase ini adalah penggunaan mantra atau pembacaan serentet literatur dalam hati ataupun secara vokal.
7. Dhyana (Meditasi)
Saat pikiran telah mampu fokus pada satu titik tanpa terganggu, dalam waktu tertentu, ia telah mencapai fase dhyana. Di sini, pikiran, tubuh, dan nafas telah bergabung dan menjelma menjadi satu kesatuan.
8. Samadhi (Realisasi Diri)
Inilah titik kulminasi pencapaian yoga. Sebuah pencapaian spiritual dan rasa damai yang hakiki. Di sinilah tercapai esensi sejati yoga—mungkin, esensi tujuan seluruh aktivitas apa pun di dunia ini. Pada fase ini, tubuh dan indra berada dalam kondisi rileks, tetapi pikiran selalu dalam kondisi yang awas. Dan, semua aspek tersebut mampu berjalan dengan harmonis.
Kabar Trenggalek - Kesehatan
Editor:Danu S