Waspada Lonjakan Corona saat Bulan Ramadhan, Ini Kata Satgas Covid-19
Kabar Trenggalek - Tahun 2021, lonjakan corona saat bulan Ramadhan terjadi di Kudus, Jawa Tengah. Hal demikian mendapat respons dari Satuan Gugus Tugas (Satgas) Corona Virus Disaese (Covid-19), untuk mencegah lonjakan corona pada bulan Ramadhan tahun ini, Senin (14/03/202).Pemerintah pusat pada pekan terakhir ini mulai melonggarkan beberapa aturan,keta. Namun, hal demikian harus dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat.Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K. Ginting, mengatakan saat Ramadahan ada banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat, hal demikian harus menjadi kewaspadaan bersama.Kewaspadaan itu, Satgas Covid-19 berkaca pada lonjakan kasus pada tahun 2021 lalu di Kudus pada saat bulan ramadhan."Saat Ramadhan dan lebaran banyak mobilisasi, ada juga wisata rohani. Di Kudus juga terjadi lonjakan tahun lalu saat lebaran," tutur Alexander.Alexander mencontohkan kasus di Kudus yang sempat menjadi daerah dengan tingkat penularan corona tertinggi di Indonesia.Dari data Satgas Penanganan Covid-19, jumlah kasus positif di kota tersebut melonjak hingga 30 kali lipat dalam waktu sepekan.Salah satu penyebabnya karena masyarakat nekat melakukan perjalanan untuk wisata rohani dan mobilisasi lainnya di momen lebaran tahun lalu. Setelah bulan Ramadhan dan lebaran lewat, kasus positif Covid-19 di Kudus melonjak.Berkaca dari kasus tersebut, ia meminta masyarakat pada momen hari raya nanti untuk tetap patuh pada protokol kesehatan. Selain itu juga segera melakukan vaksinasi.Alexander menilai pada tahun ketiga pandemi ini baik pemerintah dan masyarakat sudah lebih bersiap dan kondusif."Saya yakin tahun ini beda, juga situasi karena vaksinasi tinggi jadi tinggal kepatuhan kita atas prokes ditingkatkan agar ramadhan dan lebaran kondusif," imbuhnya.Sampai dengan akhir Maret nanti, pemerintah memberlakukan sejumlah kelonggaran uji coba, termasuk penghapusan karantina kepada PPLN dan penurunan level PPKM di beberapa wilayah.Apabila menunjukkan hasil memuaskan, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat dapat melaksanakan mudik saat lebaran nanti dalam transisi menuju endemi."Bisa mudik? Ya, di dalam uji coba kita lihat sampai akhir maret, kalau kasus harian menurun dan kematian menurun tentu akan memberikan gambaran lebih baik, tapi kalau kasus naik, maka akan terjadi lagi levelisasi," tuturnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *