Peternak di Trenggalek kini harus mewaspadai wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sejak Desember 2024 lalu, tercatat sebanyak 103 sapi milik peternak telah terjangkit penyakit tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani, menjelaskan bahwa total keseluruhan sapi yang terjangkit PMK sebanyak 103 ekor. Dari jumlah tersebut, 3 ekor sapi dilaporkan mati, dan 1 ekor lagi dipotong paksa.
"Laporan dari petugas kami yang ada di lapangan menyebutkan bahwa masih ada sapi yang sudah dijual dan ada juga yang sembuh," terangnya saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.
Ririn juga mengidentifikasi lalu lintas hewan sebagai faktor utama yang menyebabkan penyebaran wabah PMK berlangsung dengan cepat. Ia menambahkan bahwa sapi yang tampak sehat tetap berpotensi terjangkit wabah, sehingga meningkatkan risiko penularan.
“Jika sudah ada satu ekor yang terjangkit, virus cenderung cepat menyebar ke kandang lainnya. Terlebih, sapi yang terlihat sehat bisa saja membawa virus setelah kontak dengan ternak atau lingkungan yang terkontaminasi,” tambahnya.
Penyebaran PMK dilaporkan telah merambah beberapa kecamatan, termasuk Kecamatan Tugu, Gandusari, dan Pogalan. Gejala awal yang sering terlihat antara lain sariawan, leleran di hidung, demam tinggi, serta luka pada kaki.
Ririn memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa meskipun sapi yang terjangkit PMK bisa sembuh, biasanya mereka mengalami kesulitan untuk bunting atau mengalami penurunan produksi susu.
Untuk menekan laju penyebaran, Dinas Peternakan telah melakukan berbagai upaya. Beberapa langkah yang diambil termasuk pemberian vitamin dan desinfektan secara gratis, serta edukasi kepada para peternak. Namun, sayangnya, stok vaksin PMK saat ini telah habis.
“Kami berharap ada tambahan vaksin dari kementerian di tahun 2025. Sementara itu, kami menganjurkan peternak untuk mengkarantina sapi yang baru dibeli,” tuturnya.
Ririn menegaskan bahwa keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada ketelatenan peternak. “Obat harus diberikan berulang kali. Jika dirawat dengan baik, kemungkinan sembuh sangat besar,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa