Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

Via Ferrata Pertama di Jawa Timur Ada di Trenggalek, Begini Fakta Menariknya

Terletak di pesisir selatan Jawa Timur, Trenggalek tidak hanya menawarkan pesona pantai yang indah, tetapi juga berbagai wisata menarik lainnya. Salah satu yang paling menantang adalah rock climbing atau panjat tebing di Sepikul Via Ferrata.

Wisata panjat tebing Sepikul Via Ferrata memiliki beberapa spot tebing eksotis yang dapat dipilih untuk melakukan olahraga panjat tebing yang menantang. Wisata ini sangat direkomendasikan bagi para pecinta rock climbing.

Via Ferrata adalah jalur khusus dalam panjat tebing yang pertama kali ada di Jawa Timur. Dengan adanya jalur khusus ini, diharapkan dapat menarik lebih banyak minat wisatawan.

Wisata ini juga dikenal dengan nama Sepikul Via Ferrata atau SPARTA, karena lokasinya berada di Gunung Sepikul. Istilah "Via Ferrata" berasal dari bahasa Italia yang berarti "jalur besi." Dalam konteks panjat tebing, jalur besi ini dipasang untuk membantu pendaki meniti ketinggian tebing, biasanya pada tebing yang vertikal dan sulit untuk ditaklukkan.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Via Ferrata yang menjadi andalan wisata Gunung Sepikul:

Jalur Via Ferrata

Jalur Via Ferrata dibangun sejak tahun 2017 dan memiliki dua spot pendakian. Spot pertama memiliki ketinggian sekitar 150 mdpl, sedangkan spot kedua berada pada ketinggian 250 mdpl.

Paket Wisata SPARTA

Paket wisata Sepikul Via Ferrata (SPARTA) menawarkan tiga pilihan untuk para pendaki. Paket pertama adalah Apache Route dengan ketinggian 125 meter, paket kedua adalah Spartan Route dengan ketinggian 225 meter, dan paket ketiga adalah Spartan Plus, juga dengan ketinggian 225 meter. Setiap paket dilengkapi dengan fasilitas yang berbeda.

Via Ferrata Kedua di Indonesia

Via Ferrata di Gunung Sepikul, Trenggalek, merupakan jalur pendakian kedua di Indonesia. Jalur Via Ferrata pertama terletak di Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat.

Editor:Bayu Setiawan