KBRT - Selama ini, sebagian dari kalian mungkin mengira hanya burung saja yang dapat berkicau. Faktanya, tikus sebagai hewan pengerat juga bisa berkicau.
Fakta tikus yang bisa berkicau ini, telah lama ditemukan oleh para ilmuwan. Oleh karena itu, hal ini bukanlah hal baru lagi bgai dunia binatang. Kicauan tikus jantan, digunakan untuk menarik tikus betina saat ingin berkembang biak.
Awalnya, para ilmuwan tidak menyadari bahwa tikus betina ternyata menanggapi panggilan tikus jantan juga dengan cara berkicau. Fakta ini, terungkap ketika peneliti University of Delaware mengembangkan sebuah mikrofon canggih dan sebuah perangkat analisis suara.
“Anda tidak bisa mengatakan bahwa tikus bernyanyi atau berteriak. Tidak ada tanda fisik yang jelas. Dan suara mereka selama interaksi itu jauh di luar jangkauan telinga manusia,” ucap neuroscientist Joshua Neunuebel, asisten profesor ilmu psikologi dan otak di University of Delaware.
Dalam penjelasan Joshua, Kisaran tertinggi yang dapat terdeteksi telinga manusia sekitar 20 kilohertz. Sementara itu, suara bernada tinggi dari tikus berada di kisaran 35-125 kilohertz.
Karena hal tersebut, untuk mendengarkan suara dari tikus, kita harus menggunakan mikrofon khusus. Joshua, bersama rekan-rekanya mulai mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan segala sesuatu mengenai suara dari tikus.
Mereka, mengembangkan sebuah sistem suara, kemudian menganalisis persamaan yang memungkinkan peneliti untuk mencari tahu suara tikus. Dan pada saat itu, mereka menemukan sebuah fakta menarik, bahwa tikus betina tidak hanya mendengarkan nyanyian dari tikus jantan, tapi mereka bernyanyi kembali untuk merespon hal tersebut.
Joshua juga menjelaskan, temuan menarik ini dapat memberi kemajuan dalam memahami autisme, dan kekurangan yang mungkin ada dalam sirkuit saraf otak, yang menjadi masalah komunikasi sosial.
Temuan seperti ini, dapat menghasilkan wawasan besar bagi kita semua. Tikus yang merespon panggilan menggunakan nyanyian, dapat memperluas pemahaman kita tentang mekanisme dan sistem otak, tentang bagaimana otak manusia bekerja.
Penelitian yang didukung oleh Howard Hughes Medical Institute dan diterbitkan oleh jurnal sains eLIFE ini. dikembangkan oleh Josua, dengan berkolaborasi bersama tiga mantan rekan-rekannya di Howard Hughes Medical Institute - Adam Taylor, Ben Arthur dan SE Roian Egnor.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz













