KBRT – Dugaan kasus korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) kini menjadi sorotan publik. Di Kabupaten Trenggalek, terdapat 54 sekolah yang menerima bantuan perangkat tersebut, salah satunya adalah SMA Muhammadiyah 2 Watulimo.
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Watulimo, Saeroji, membenarkan bahwa sekolahnya menerima 15 unit Chromebook dari pemerintah pusat pada tahun 2021.
“Jumlahnya lima belas pada tahun 2021 kalau tidak salah,” ujar Saeroji, Jumat (18/07/2025).
Menurutnya, bantuan Chromebook tersebut sangat bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Perangkat itu digunakan untuk pembelajaran daring hingga pelaksanaan ujian berbasis online.
“Chromebook sangat berguna, rata-rata untuk pembelajaran. Anak-anak punya akun belajar.id yang dapat diakses melalui Chromebook. Kemudian ketika dibuat ujian berbasis online juga menggunakan itu,” terang Saeroji.
Dari total 15 unit yang diterima, saat ini tiga di antaranya mengalami kerusakan. Namun sisanya masih berfungsi dan aktif digunakan oleh siswa.
“Masih sering digunakan, tapi ada yang rusak sekitar tiga unit. Rusaknya kemasukan semut unitnya itu,” jelasnya.
Pantauan Kabar Trenggalek menunjukkan bahwa seluruh Chromebook tersebut masih tersimpan rapi beserta boks aslinya di dalam laci kantor sekolah.
Saeroji memastikan bahwa spesifikasi barang yang diterima sesuai dengan laporan pengadaan. Berdasarkan dokumen Berita Acara Serah Terima Barang tertanggal 2 November 2025, Chromebook tersebut adalah tipe Zyrex Chromebook M432-2, dengan RAM 4 GB, ROM 32 GB, layar 11,6 inci, dan menggunakan sistem operasi Chrome OS. Harga satu unit tercantum sebesar Rp5.520.000.
“Seluruhnya sesuai, spesifikasi, jumlah barang, kondisi barang. Kondisinya benar-benar baru. Ditandatangani dan sudah di-ACC. Jadi sebelum diterimakan kami cek bersama, baru ditandatangani SPPD-nya dari pihak pengirim,” ungkap Saeroji.
Ia menambahkan, Chromebook digunakan sekitar dua hingga tiga kali dalam sepekan untuk mata pelajaran tertentu seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta Bahasa Inggris. Namun, saat ujian akhir semester atau Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ), penggunaannya bisa dilakukan setiap hari.
“Tingkat penggunaan seminggu digunakan dua sampai tiga kali. Kalau waktu ujian semester dan PSAJ itu digunakan setiap hari. Rata-rata beberapa mapel menggunakan itu seperti TIK, Bahasa Inggris,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Pendidikan
Editor:Zamz