Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Produksi Durian Trenggalek Meroket, Namun Belum Tembus Ekspor

  • 09 Aug 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Produksi buah durian di Kabupaten Trenggalek menunjukkan lonjakan signifikan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data tahun 2024, total produksi durian mencapai 88.175,99 kuintal.

    Angka itu naik drastis dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 40.983,22 kuintal.

    Selain durian, sektor hasil hutan non-kayu juga menyumbang angka produksi yang cukup besar. Pada 2023, buah durian dari kawasan hutan menyumbang 5,02 ton, sedangkan cengkeh mencapai 44,12 ton.

    Komoditas ini tersebar di sejumlah kecamatan seperti Panggul, Munjungan, Watulimo, dan Bendungan.

    Meski keduanya menjadi komoditas andalan, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskomidag) Trenggalek, Saniran, menyampaikan bahwa durian dan cengkeh belum berhasil masuk ke pasar ekspor.

    “Cengkeh dan durian sampai sekarang belum ada ekspor,” ujar Saniran saat dikonfirmasi.

    Saniran menyebutkan, peluang ekspor cengkeh sebenarnya mulai terbuka, tetapi pihaknya masih bersikap selektif dalam menjajaki peluang tersebut.

    Ia mencontohkan, sempat ada pihak dari Singapura yang tertarik membeli cengkeh, namun Diskomidag berhati-hati agar tidak salah langkah.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Kita tidak bisa sembrono. Harus dilihat betul-betul rekam jejak dan latar belakang pembelinya, supaya tidak tertipu,” ungkapnya.

    Berbeda dengan durian, posisi cengkeh dinilai lebih strategis karena menjadi bahan baku minyak atsiri. Komoditas ini tercatat menyumbang devisa cukup besar bagi Trenggalek.

    Dari total nilai ekspor Kabupaten Trenggalek senilai Rp139,81 miliar, minyak atsiri menyumbang sebesar Rp24,91 miliar. Bahkan sepanjang 2023, pendapatan dari ekspor minyak atsiri mencapai Rp54,72 miliar.

    Nilai itu mencakup lebih dari separuh dari total ekspor nonmigas Trenggalek yang tercatat Rp102,1 miliar.

    Adapun jenis minyak atsiri yang diproduksi meliputi minyak dari daun sirih, nilam, jeruk purut, hingga cengkeh. Harga jualnya pun bervariasi.

    Minyak daun sirih menjadi yang tertinggi, yakni di kisaran Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per liter. Sementara itu, minyak nilam dijual sekitar Rp750 ribu, daun jeruk purut Rp650 ribu, dan minyak cengkeh sekitar Rp240 ribu.

    Produksi minyak atsiri terbesar di Trenggalek berasal dari wilayah Watulimo. Beberapa kecamatan lain seperti Dongko, Kampak, dan Munjungan juga berkontribusi.

    Minyak atsiri asal Trenggalek kini telah berhasil menembus pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Asia dan Eropa. Di sisi lain, durian Trenggalek masih menanti peluang untuk menembus pasar internasional.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Lek Zuhri