Dalam Islam, puasa hari Senin dan Kamis merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Tidak hanya untuk menahan diri dari hawa nafsu, puasa juga dilaksanakan sebagai bentuk ketaatan atas perintah dan anjuran Rasulullah SAW
Namun mengapa puasa ini harus dilakukan pada hari Senin dan Kamis?
Hari Senin dan Kamis dipilih karena Senin merupakan hari kelahiran Rasulullah SAW. Sedangkan Hari Kamis adalah hari di saat Nabi Muhammad SAW keluar dari peperangan Tabuk.
Hari Kelahiran Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam
Melansir dari situs resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rasulullah SAW memiliki alasan mengapa beliau sering berpuasa pada hari Senin. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
"Hari itu (Senin) adalah hari di mana aku dilahirkan, dan hari di mana aku diutus (sebagai nabi) atau hari di mana wahyu pertama kali turun kepadaku." (HR. Muslim).
Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di tahun Gajah. Berdasarkan penanggalan Masehi, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 5 Mei 570 M.
Hadits ini menjelaskan bahwa Senin memiliki makna yang sangat istimewa bagi Rasulullah SAW, karena pada hari itulah Rasulullah dilahirkan dan ditugaskan sebagai Rasul. Oleh karena itu, puasa pada hari tersebut juga menjadi bentuk syukur atas nikmat kelahiran dan kerasulannya.
Hari Dibukanya Pintu Surga
Hari Senin dan Kamis adalah hari orang-orang mukmin diampuni. Namun ada beberapa orang yang tidak diampuni pada kedua hari tersebut yakni dua orang mukmin yang sedang bermusuhan. Dalil yang menguatkan hal ini adalah hadits yang termaktub dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.”
Hari Penyetoran Amal
Melansir situs resmi Nahdlatul Ulama / NU, Hari Senin dan Kamis merupakan hari penyetoran amal manusia. Tentu menjadi suatu kebaikan, jika amal seorang umat Islam dilaporkan dalam kondisi berpuasa.
Syekh Sulaiman al-Bujairami menjelaskan, setiap hari amalan manusia dicatat oleh malaikat sebanyak dua kali, yaitu waktu siang dan malam. Untuk setiap minggunya, yaitu hari Senin dan Kamis, amal akan disetorkan kepada Allah. Sementara untuk setiap tahunnya, diesetorkan pada malam Nisfu Sya’ban (Al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami ‘Alal Khotib, juz 2, h. 116).
Editor:Danu S