KBRT - Smartphone berbasis Android ataupun OS lain, sebenarnya sangat mirip dengan komputer pribadi atau laptop. Jenis serta kecepatan prosesor yang ada dalam handphone ada banyak, seperti Exynos, Snapdragon, Qualcomm, ARM, Tegra, MediaTek (MTK), dan diikuti dengan kecepatan serta jumlah inti/otak/core yang dimiliki, contohnya: 1GHz, 1,5GHz, quad-core, dual-core dan lain sebagainya.
Inilah pusat dari seluruh proses yang berjalan dalam smartphone, dengan kata lain otak dari smartphone. Jika otak bekerja lebih cepat maka, tentu saja proses pekerjaan akan lebih cepat selesai, gerakan lebih mulus, dan lain sebagainya.
Dilansir dari #Trikandroid - Maksimalisasi fitur & aplikasi di smartphone berbasis Android OS karya Prasetya Ramadhan, overclock adalah menjalankan prosesor pada kecepatan di atas kecepatan standar, atau di atas kecepatan bawaan pabriknya.
Misalkan bawaan handphone murah adalah prosesor 1GHz, kita meng-overclocknya jadi 1,6GHz, itu berarti kecepatan si handphone menjadi kurang lebih setara dengan sebuah Galaxy S4.
Kelebihan dan Kekurangan Overclock
Kelebihan overclocking adalah membuat aplikasi berjalan dengan lebih cepat dan lancar, game berjalan dengan lebih mulus. Sistem menjadi lebih responsif, dan semuanya berjalan dengan membutuhkan waktu operasional yang lebih sedikit.
Kekurangan overclock, tentu saja sistem menjadi lebih panas, ini karena prosesor yang bekerja lebih keras membutuhkan daya listrik lebih besar, yang membuatnya mengumpulkan panas lebih tinggi, dan membuat baterai lebih boros.
Kekurangan lain adalah faktor resiko. Resiko umum seperti brick (mati total), bootloop (tidak bisa memasuki OS), dan lain sebagainya. Contoh dari OS yang tidak stabil:
Overclocking dapat dilakukan untuk kepentingan sendiri, yaitu untuk membuat smartphone berjalan lebih cepat, responsive, namun efek samping dari overclock ini sendiri adalah CPU akan bekerja lebih ekstra, dengan konsekuensi umur CPU juga akan lebih pendek karena beban kerja yang ditanggungnya lebih besar dibanding saat melakukan nya dengan speed normal.
Kesalahan pengaturan saat overclocking juga dapat menimbulkan resiko kerusakan pada CPU, seperti pengaturan speed yang melebihi range yang ditentukan untuk overclock. Jadi, sebelum melakukan overclocking, sebaiknya anda mempersiapkan sebaik mungkin serta berhati-hati dengan resiko yang dapat diakibatkan oleh overclocking device.
Persiapan Overclock
Pastikan bahwa smartphone sudah di-root. Hal ini memastikan bahwa handphone kamu sudah siap untuk diinstal Custom ROM atau Kernel. Kernel file untuk handphone disarankan kernel file yang memiliki fitur overclock. Biasanya kernel file diedarkan dalam bentuk .zip
CWM recovery, dan boot masuk ke CWM recovery untuk flash kernel file Custom ROM (tidak wajib), beberapa kernel bisa bekerja fine-fine saja dengan ROM bawaan dari pabrik, asalkan sudah diroot.
Kalau semua langkah di atas sudah dilakukan, ada beberapa aplikasi yang bisa membantu melakukan overclock, seperti Antutu CPU Master. Bicara soal aplikasi overclock, memang banyak pilihannya untuk android, tapi CPU Master tergolong yang paling simpel serta mudah penggunaannya.
Aplikasi ini lebih diperuntukkan untuk prosesor yang kecepatannya masih di bawah 1 Ghz, Namun tidak menutup peluang untuk yang prosesornya sudah canggih tapi masih ingin lebih cepat lagi.
Aplikasi ini juga bisa untuk mengeset kecepatan prosesor menjadi lebih lambat untuk meningkatkan performa baterai (battery saver) karena semakin tinggi kecepatan maka semakin boros juga konsumsi baterainya.
Beberapa parameter atau setting yang bisa diubah, antara lain min CPU speed : Parameter minimum kecepatan CPU, max CPU speed : Parameter maksimum kecepatan CPU.
Hati-hati saat set value, karena jika terlalu tinggi dapat menimbulkan resiko CPU terbakar. Scaling/Governor, I/O scheduler, dan Power state/voltage.
Kabar Trenggalek - Teknologi
Editor:Zamz