Khazanah Ramadhan Trenggalek, Disabilitas Khusyuk Baca Al Quran Braille
Sayub ayat suci Al Quran terdengar di ruangan, pasca lonceng masuk sekolah berbunyi. Suara tersebut bersumber dari siswa-siswi Disabilitas Sekolah Luar Biasa (SLB) Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek.Bunyi bacaan Al Quran tersebut merupakan rangkaian kegiatan Pondok Ramadhan 1445 H/ 2024 M. Siswa berkebutuhan khusus baca Kalamullah di ruang kelas.Di ruangan, tampak dua siswa dan siswi yang sedang baca Al Quran. Mereka tampak bersemangat. Keduanya adalah tuna netra, sehingga baca Al Quran harus menggunakan braille.Tangannya nampak menghijrah ayat suci, bahkan harus meraba beberapa kali untuk menemukan bacaan yang pas dan jelas. Hal itu dilakukan oleh siswa SMP Kelas VII tunanetra Alma.Dirinya mengaku, saat ini tidak kesulitan membaca Al Quran braille. Karena dirinya mulai belajar dan mengenal sejak Kelas 1 SLB yang berlokasi di pusat kota tersebut."Belajar Al Quran Braille sejak kelas 1 SD, dan alhamdulilah saat ini sudah lancar. Meski, belajarnya tidak mudah, harus menghafalkan huruf," tegasnya.Alma mengaku, ia awalnya juga belajar Iqro' berbasis braille. Sehingga saat ini untuk pelafalan cukup mahir dengan memperhatikan tajwid yang sudah diajarkan oleh ustadz di SLB Kemala Bhayangkari."Saya terus belajar untuk membaca Al Quran dan tak pernah kenal putus asa, dan saya pernah juara lomba di Kabupaten Lamongan," kata Alma.[caption id="attachment_71439" align=aligncenter width=1280] Jari Alma Mengeja Ayat Suci Al Quran Braille/Foto: Zamz (Kabar Trenggalek)[/caption]Selain fasih membaca Al Quran Braille, anak berusia 12 tahun tersebut juga sudah menghafalkan Al Quran. Menurut pengakuannya, hingga saat ini sudah tembus 4 juz yang dihafal."Alhamdulilah hafalannya sudah dapat 4 juz, dan cita-cita saya ke depan ingin menjadi dokter," ujarnya.Pengakuan yang sama, Seger Subekti, siswa SLB kelas VI, juga mengungkapkan soal belajar Al Quran Braille. Dirinya belajar sejak duduk dibangku kelas I.Dirinya memiliki karakter yang berbeda dengan Alma. Seger justru lebih mendengar bacaan ayat suci Al Quran kemudian dirinya mempraktekkan untuk membaca di Braille."Alhamdulilah sudah lancar saat ini, untuk cita-cita saya ke depan ingin menjadi penghafal Al Quran yang terkenal," ujarnya.Kepala Sekolah SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek, Yessy Kurniawati menjelaskan kegiatan mengaji tersebut rangkaian dari Pondok Ramadhan yang berlangsung mulai 1-2 April 2024 dan ditutup buka bersama 3 April 2024.Dalam materi Pondok Ramadhan, penyandang disabilitas diberi materi religi, juga membaca Al Quran. Kegiatan itu diharapkan mampu memupuk rasa religius dan menambah wawasan terhadap penyandang disabilitas."Dalam Pondok Ramadhan ini kami juga memperdalam bacaan Al Quran penyandang disabilitas dengan mengaji bergilir dan adaa materi dari bapak ibu guru," tandasnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *