Kekeringan di Trenggalek semakin parah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek mencatat sebanyak 34.623 jiwa dari 14.296 Kepala Keluarga (KK) membutuhkan air bersih.
Stefanus Triadi Atmono, Kalaksa BPBD Trenggalek menerangkan, jika kekeringan tahun ini lebih parah dibandingkan tahun 2023. Pada tahun 2023 wilayah terdampak 56 Desa, tahun 2024: 66 Desa.
"Kekeringan telah menyebar secara merata di seluruh Trenggalek di 14 kecamatan," paparnya.
Data BPBD Trenggalek, kecamatan Tugu menjadi salah satu wilayah terdampak terparah dengan 8 desa, termasuk Desa Pucanganak, Desa Ngelinggis, dan Desa Dermosari yang kini kekurangan pasokan air.
Juga Kecamatan Karangan, lima desa juga terkena dampak kekeringan, di antaranya Desa Jatiprahu dan Desa Buluagung.
Beberapa kecamatan lain seperti Suruh, Pule, Dongko, dan Panggul juga melaporkan kondisi serupa. Sedangkan desa di Kecamatan Panggul menjadi wilayah yang paling banyak terdampak, dengan 17 desa mengalami krisis air, termasuk Desa Terbis, Desa Besuki, dan Desa Karangtengah.
Sementara itu, Kecamatan Trenggalek sendiri juga tak luput dari kekeringan. Desa Ngares, Desa Sumberdadi, dan Kelurahan Tamanan menjadi beberapa wilayah yang merasakan dampak terburuk.
BPBD Trenggalek Antisipasi Kesulitan Air Bersih
Melihat kondisi ini, BPBD mengirim air bersih terhadap warga, tercatat 1.054 tangki air bersih tersalurkan ke warga.
BPBD juga mendistribusikan 219 terpal, 236 tandon, 49 tandon lipat, dan 820 jerigen.
"Kami akan berupaya untuk mendistribusikan air bersih pada masyarakat selama kekeringan ini melanda," ujar Stefanus Triadi.
BPBD Trenggalek terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan pihak terkait untuk memastikan bantuan air bersih bisa terus berjalan.
“Semoga bencana kekeringan yang terjadi di Trenggalek lekas usai,” harap Triadi.
Editor:Danu S