KBRT - Bulan Dzulhijjah biasa juga disebut sebagai bulan haji, merupakan bulan ke-12 dalam penanggalan tahun tahun Hijriah. Dari bulan Dzulhijjah, sepuluh hari pertamanya merupakan hari-hari yang sangat istimewa, sangat mulia dan penuh berkah.
Dilansir dari buku Dakwah Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj dan Idul Adha karya Dra. Udji Asiyah, M.Si, kemuliaan sepuluh hari ini juga disebutkan dalam Surat Al-Hajj dengan perintah agar memperbanyak menyebut nama Allah pada hari-hari tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa keutamaan dan kemuliaan hari-hari yang sepuluh dari Dzulhijjah telah datang secara jelas dalam Al-Qur’an al-Karim yang dinamakan dengan Ayyaam Ma’lumaat karena keutamaannya dan kedudukannya yang mulia.
Menempati urutan kedua dari empat bulan haram, di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan amal besar dalam Islam, seperti hari Arafah, umrah dan haji, Iduladha, udhiyah (penyembelihan hewan kurban), dan anjuran beramal saleh secara umum.
Sebagai seorang muslim hendaknya memperhatikan keberadaannya, memanfaatkannya dengan melaksanakan berbagai ibadah yang disyariatkan, menjaga perkataan dan amal yang saleh agar mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala.
Siapa yang mengisi setiap waktunya dengan ketaatan, maka saat datang waktu-waktu istimewa, dirinya mampu mengisinya dengan amal-amal kebaikan yang lebih. Karena balasan terbaik dari ketaatan adalah diberi tambahan hidayah untuk mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.
Seorang muslim akan bersemangat memanfaatkan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dengan perkataan mulia dan amal-amal saleh. Karena siapa yang bertekad melaksanakan kebaikan, niscaya Allah pasti membantunya dan memudahkannya.
Dan siapa yang membenarkan janji Allah, maka Allah akan membantunya untuk merealisasikannya. Kalau ketaatan adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah, maka sebaliknya, maksiat merupakan jalan yang menjauhkan seseorang dari Allah dan rahmat-Nya.
Terkadang seseorang tidak mendapatkan rahmat Allah disebabkan dosa yang dikerjakannya. Jika seseorang berharap diampuni dosa dan diselamatkan dari neraka maka harus menjauh dari perbuatan maksiat, khususnya pada bulan haram ini (dzulhijjah). Dan siapa yang memahami apa yang dicarinya, maka dia akan mudah berkorban untuknya.
Puasa Arafah
Wukuf di Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahun. Hari wukuf di Arafah adalah hari yang sangat agung, karena saat tersebut Allah mengabulkan doa, mengampuni dosa, menerima taubat, dan membebaskan hamba-hamba yang diridai-Nya dari siksa api neraka.
Begitu agungnya hari tersebut, sehingga Rasulullah saw. bersabda, “Haji adalah (wuquf di) Arafah.” Jemaah Wukuf di Arafah yakni siapapun mereka tanpa status, dengan pakaian dan niat yang sama mengagungkan asma Allah, ini merupakan energi yang luar biasa.
Jika tidak mampu memperbanyak puasa sunah pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, maka setidaknya melaksanakan puasa hari Arafah pada tanggal sembilan Dzulhijjah. Sedangkan puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz