Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

'Gadis Kretek' yang Dibintangi Dian Sastro Raih Best Miniseries Seoul International Drama Awards 2024

Prestasi membanggakan pada ajang internasional kembali ditorehkan sineas Indonesia. Serial Indonesia ‘Gadis Kretek’ meraih penghargaan bergengsi di Seoul International Awards (SDA) 2024 dalam kategori Best Miniseries. 

Penganugerahan ini digelar pada Rabu, 25 September 2024, di KBS Hall, Seoul, Korea Selatan. Dian Sastro selaku pemeran utama Gadis Kretek turut menghadiri ajang ini bersama sutradara Kamila Andini, penulis Ratih Kumala, dan produser Shanty Harmayn.  

image.png
Sumber gambar: @shantyharmayn

Tak hanya Asia, Seoul International Drama Awards merupakan ajang penghargaan tahunan yang bertujuan menghargai karya-karya terbaik dari seluruh dunia dalam drama televisi  di negeri ginseng Korea Selatan. 

Hal ini tentu menjadi kabar yang membanggakan untuk perfilman Indonesia. Sebab, Gadis Kretek menyisihkan berbagai film terbaik di penjuru dunia.

Dipandu oleh MC Bae Seong-jae dan Seol In-ah, Dian Sastro menerima piala penghargaan tersebut di atas panggung bersama Kamila Andini. 

 

Rasa bangga ini segera disampaikan oleh Dian Sastro untuk para penggemarnya dalam akun X @therealDiSastr, “Gadis Kretek menang Best Miniseries di Seoul International Drama Award guys!! Semua yang setia nonton dan support Gadis Kretek selama ini sampai kita bisa dapet pencapaian ini, thank you all so much,” tulis Dian

 

Dirilis pada tahun 2023,  Gadis Kretek merupakan serial original pertama Indonesia yang tayang di aplikasi Netflix . Serial yang dibintangi Dian Sastro dan Ario Bayu itu mampu meraih 1,6 juta penonton hanya dalam seminggu penanyangan. Tak heran Gadis Kretek berhasil memasuki daftar global  Netflix Top 10 .

Gadis Kretek merupakan serial yang diangkat dari novel karya Ratih Kumala. Serial drama ini menceritakan kisah Jeng Yah (Dian Sastrowardoyo) yang gemar meracik saus kretek. 

Gadis Kretek menceritakan tentang seorang perempuan yang berdaya serta cerita cinta indah antara Jeng Yah dengan Soeraja (Ario Bayu) yang berlatar belakang industri kretek dan peristiwa sejarah Indonesia pada tahun 1960-an. 

Tak hanya tentang romansa, Gadis Kretek juga mengisahkan tentang patriarki yang amat kental di Indonesia. Jeng  Yah adalah anak perempuan pemilik pabrik rokok. Mimpinya untuk membuat saus campuran kretek yang handal sangatlah kuat. 

Tetapi dia harus berhadapan dengan budaya patriarki yang mana perempuan tak diperbolehkan memasuki ruang saus karena perempuan dipercaya membuat rasa saus menjadi asam.