Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Film Exhuma (2024): Horor Spiritual yang Menggugah dan Mencekam

Film Exhuma sukses besar di layar bioskop sejak rilis pada 28 Februari 2024. Mengisahkan tentang cerita rakyat Korea Selatan yang dipadukan dengan elemen spiritual, mistis, dan nuansa ilmu sihir yang kuat di era penjajahan Jepang, film ini benar-benar menarik perhatian.

Dikenal sebagai salah satu film horor yang direkomendasikan oleh sutradara Joko Anwar, film ini menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar jumpscare atau riasan menyeramkan. Menurutnya, ini adalah horor yang menyentuh pikiran dan perasaan. Jadi, seberapa menarik sih film ini? Mari kita ulas lebih dalam.

Alur Cerita dan Karakter

Diperankan oleh aktor-aktor hebat seperti Choi Min-sik (Sang-duk), Lee Dohyun (Bong-gil), Kim Go-eun (Hwa Rim), dan Yoo Hae-jin (Young-geun), mereka membawakan karakter-karakter yang beragam—mulai dari dukun, ahli feng shui, hingga petugas pemakaman. Meskipun poster film ini tampak biasa, nuansa horor dan ketegangan yang disajikan dalam cerita berhasil menarik perhatian banyak penonton, yang terbukti dengan lebih dari 500 ribu penonton dalam waktu singkat. Dengan rating 7,4/10 di IMDb, film ini mencuri perhatian para penggemar horor, apalagi saat ini film horor Indonesia banyak berkompetisi di pasar.

Kim-Go-Eun-seorang-Dukun-korea.webp
Karakter Dukun Korea dalam Film ExHuma

Dua Plot Berbeda

Film ini terbagi menjadi dua plot yang menarik. Yang pertama mengikuti sekelompok ahli yang dipekerjakan untuk memindahkan makam keluarga kaya Korea dengan imbalan besar. Namun, setelah mereka melakukan pembongkaran makam, hal-hal buruk mulai terjadi. Di sisi lain, kita juga disuguhkan dengan rahasia kelam dari sejarah Korea-Jepang, menjadikan film ini tidak hanya sekadar horor, tetapi juga bercerita tentang trauma sejarah.

Durasi 134 menit itu dipenuhi dengan nuansa ajaran syamanisme Korea yang digambarkan dengan sangat alami. Salah satu momen menarik adalah ketika penggalian dilakukan; prosesnya termasuk mencicipi tanah dan menenangkan roh dengan ritual, hal ini mengingatkan kita akan tradisi yang begitu kaya.

Atmosfer yang Menakutkan

Film ini mungkin menjual horror tetapi dengan sentuhan visual yang lebih estetis. Para pemerannya tampil natural, mengesankan tanpa makeup berlebihan, bahkan saat menjelang adegan pembongkaran kuburan, film ini justru dilakukan di siang hari. Pendekatan ini memberikan kesan bahwa melakukan ritual di malam hari dapat mendatangkan hal-hal buruk, menciptakan ketegangan yang khas.

Satu momen yang benar-benar membuat bulu kuduk merinding adalah ketika Hwa-rim, dukun muda, melakukan ritual pengalihan roh jahat dengan mantra dan lagu-lagu tradisional yang bikin penonton meremang. Ditambah lagi, penampilan Bong-gil dengan tato-tato di seluruh tubuhnya memberikan daya tarik tersendiri meski dia mengenakan karakter ganjil.

lee-doh-yun-bong-il-tatoo.webp
Karakter Bong il dalam film exhuma dengan kulit penuh tato yang bertuliskan kalimat kitab suci

Mengulik Ketegangan dan Kebingungan

Menonton Exhuma bisa terasa seperti menyaksikan dua film yang berbeda. Bagian pertama menghadirkan jumpscare yang mencekam, mirip dengan teror hantu-hantu Indonesia yang membuat penonton terkejut. Namun, di bagian kedua, cerita beralih ke kisah kelam sejarah yang lebih mendalam. Sayangnya, transisi ini terkadang membuat suasana di bioskop terasa kurang tegang dan lebih membingungkan, terutama saat teka-teki dalam cerita mulai berkembang.

Membedah Karakter dan Konflik

Kisah terasa semakin menegangkan saat para tokoh utama mencoba memahami sosok iblis yang mengganggu mereka. Penemuan kuburan keluarga Park yang terletak di lokasi sulit menjadi titik awal kebingungan. Setelah pembongkaran, ditemukan juga makam ganda yang dililit kawat besi yang sangat kuat, menambah misteri. Latar belakang karakter dan sejarah yang kelam—seperti seorang jenderal Jepang yang dikubur hidup-hidup—menambah nuansa horor dan mistis.

karakter-siluman-jenderal-jepang-dalam-film-exhuma.jpeg
Karakter SSIluman Jenderal Jepang ExHuma

Simbolisme dalam “Exhuma”

Konsep dari judul Exhuma sendiri mengacu pada tindakan memindahkan jenazah, tetapi di sini memiliki makna yang lebih dalam. Film ini menggambarkan jiwa-jiwa yang terbangkitkan akibat konflik dari masa lalu dan bagaimana mereka memberikan dampak pada generasi saat ini. Elemen politik dan sejarah kolonialisme Jepang di Korea juga menjadi bagian dari cerita, sehingga pengalaman menonton menjadi lebih kaya.

Kesimpulan Secara keseluruhan, Exhuma berhasil menyajikan horor yang menangkap imajinasi penonton dengan pendekatan yang unik. Kombinasi antara storytelling yang kuat, karakter yang mendalam, dan nuansa horor yang efektif membuat film ini layak untuk ditonton. Jadi, siapkah kamu untuk merasakan kengerian sekaligus memahami sejarah yang dilalui oleh karakter-karakter dalam film ini? Jangan lewatkan pengalaman menegangkan ini di bioskop terdekat!

Editor:Bayu Setiawan