Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Di Luar Dugaan, Ternyata Ini Alasan Tuyul Tidak Mencuri Uang di Bank

Siapa yang tak kenal tuyul. Bagi masyarakat Jawa, pastinya sudah tidak asing lagi dengan mitologi mahkluk halus yang kerdil, botak, dan suka mencuri uang untuk tuannya. Namun pernahkah berpikir, kenapa tuyul tidak mencuri uang di bank?

Seperti yang kita ketahui, tuyul adalah sejenis mahkluk halus atau ghaib yang biasanya dijadikan "rekan" pesugihan. Manusia yang haus harta, biasanya bakal membuat kontrak perjanjian dengan tuyul.

Orang yang memelihara tuyul akan menggunakannya untuk mencuri uang orang lain. Karena ghoib dan memiliki badan kecil, tuyul sangat ideal untuk melakukan hal itu. Mitologi tuyul ini "cara kerjanya" sama dengan babi ngepet.

Target pencurian uang oleh tuyul kebanyakan adalah masyarakat sipil dan tetangga orang yang memelihara tuyul. Jika si pemilik dan tuyulnya cerdas, seharusnya lebih memilih mengambil uang di bank.

Sampai saat ini belum pernah ada laporan bank atau ATM yang uangnya dicuri tuyul. Justru, bank jadi sasaran perampokan yang dilakukan tuyul kepala hitam, alias manusia.

Perlu diketahui, tuyul adalah semacam mahkluk halus yang menyerupai anak-anak balita. Hal itu berdasarkan perawakannya yang kerdil dengan kepala botak.

Dalam film di Indonesia, seperti Tuyul dan Mbak Yul, tuyul sering digambarkan sebagai hantu anak-anak. Sekujur tubuhnya pucat, dengan kulit di sekitar mata hitam, dan memakai celana dalam putih.

Alasan Tuyul Tidak Mencuri Uang di Bank

[caption id="attachment_62507" align=alignnone width=1280]diluar-dugaan-ternyata-ini-alasan-tuyul-tidak-mencuri-uang-di-bank_1 Ilustrasi. Tuyul sedang mencuri uang/Foto: Istimewa[/caption]

Penjelasan tuyul tidak bisa mencuri uang di bank ini pernah dibahas oleh Ustadz Muhammad Faizar di kanal Youtube Vertizone TV. Dalam video yang diunggah 8 April 2023 silam itu, ia menjelaskan tuyul tidak ada bedanya dengan manusia.

Tuyul akan kesusahan apabila mencuri uang dengan cara yang rumit. Seperti yang kita ketahui, bank dan ATM zaman sekarang telah mendapatkan pengamanan ekstra. Yakni dengan diawasi CCTV selama 24 jam dan uangnya disimpan dalam brankas yang sulit dibobol.

Selain itu, tuyul tidak akan bisa mencuri uang apabila korbannya membacakan bismillah atau ayat suci di tempat korban biasa menyimpan uang. Tuyul hanya akan mencuri uang dengan cara yang mudah dan ia tidak akan bisa mencuri semua uang korbannya, ia hanya akan mengambil beberapa lembar uang saja.

“Misal uang kita ditutup dilemari atau bahkan cuma ditutup tisu saja, dan tisu itu kita bacakan bismllah, mereka tidak akan mampu untuk membuka,” ujarnya dalam video di kanal Youtube Vertizone TV.

Lebih lanjut, ia memaparkan kemampuan ilmu sihir tuyul ini masih kalah jika diadu mekanik dengan babi ngepet. Sebab, babi ngepet tak perlu mencuri langsung, melainkan cukup menggosok-gosokan badannya ke rumah yang ada uangnya.

"Kecuali memang ada ilmu sihir yang lebih tinggi lagi, seperti babi ngepet,” tandas Ustadz Muhammad Faizar.

Adakah Tuyul di Masa Rasulullah?

Tuyul merupakan makhluk khas Indonesia, tetapi ada jin yang mirip tuyul yang gemar mengambil harta benda manusia di masa Nabi Muhammad SAW. Menurut situs Republika, cerita ini terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari.

Suatu hari, Abu Hurairah ditugaskan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjaga gandum yang merupakan zakat fitrah. Sahabat Rasulullah SAW itu menaati perintah tersebut.

Matahari telah tenggelam. Di malam hari, Abu Hurairah menemukan ada seorang pria yang berotot besar menyelinap di dalam Masjid Nabawi. Pria misterius itu lalu mengambil dan mengangkat karung gandum zakat fitrah yang ada di sana. Segera saja, sahabat Nabi SAW itu berteriak dan menangkap pencuri itu.

Abu Hurairah ingin membawanya kepada Nabi SAW. Akan tetapi, pencuri itu memohon kepadanya. Pria yang tidak diketahui namanya ini juga membujuk amil zakat itu agar membebaskannya.

Karena kasihan, Abu Hurairah pun membebaskannya. Sebelum pergi, pria itu diberi peringatan agar berjanji, tidak akan mengulangi perbuatan itu.

Keesokan harinya, Abu Hurairah bertemu dengan Nabi SAW. Tak disangka, Rasulullah SAW menanyakan kepadanya, “Wahai Abu Hurairah, apa yang kamu lakukan terhadap orang yang kamu tangkap semalam?”

Abu Hurairah pun menceritakan peristiwa itu kepada beliau. Nabi SAW kemudian berkata, “Waspadalah, nanti malam dia akan datang lagi.”

Betul, pada malam kedua pencuri itu datang lagi dan mencuri gandum. Abu Hurairah menangkapnya lagi dan pencuri itu kembali membujuk sehingga Abu Hurairah membebaskannya.

Keesokan harinya, Nabi SAW menanyakan kepada Abu Hurairah seperti pertanyaan yang kemarin. Yang ditanya pun menjawab seperti itu. Rasul SAW kemudian berkata, “Ingatlah, nanti malam dia akan datang lagi.”

Abu Hurairah mulai curiga, mengapa pencuri ini terus melakukannya. Dan, sahabat Nabi SAW ini pun berjanji dalam hati, “Nanti malam, tidak mungkin aku lepaskan kalau dia mencuri lagi.”

Benar saja. Pada malam ketiga, pencuri yang sama datang dan mencuri lagi!

Maka, Abu Hurairah seperti janji pada dirinya akan melaporkan dan membawa pencuri itu kepada Nabi, Abu Hurairah tidak akan melepaskannya.

Namun, sebelum berangkat menghadap Nabi, pencuri itu meminta kepada Abu Hurairah untuk sedikit berbicara dan Abu Hurairah mempersilakannya. “Hai Abu Hurairah, maukah kamu saya beri amalan-amalan?” begitu kata pencuri tadi kepada Abu Hurairah.

Abu Hurairah langsung kaget, dalam hati ia berkata, “Ini pencuri kok mau ngasih amalan-amalan. Jangan-jangan dia seorang ustaz.” Abu Hurairah pun penasaran. Maklum, para sahabat Nabi senang dengan amalan-amalan.

“Amalan apakah itu?” tanya Abu Hurairah. Pencuri tadi menjawab, “Hai Abu Hurairah, bacalah ayat Kursi sebelum kamu tidur maka Allah akan menjaga kamu malam itu dari godaan setan.” Mendengar jawaban itu, Abu Hurairah langsung melepaskannya.

Dalam hati, ia berkata, “Pencuri ini benar-benar seorang ustaz.” Esok harinya, Nabi menanyakan hal itu lagi kepada Abu Hurairah dan Abu Hurairah menceritakan pencuri itu memberikan amalan. Nabi kemudian menanyakan, “Amalan apakah itu?”

Abu Hurairah menjawab seperti yang dikatakan pencuri itu semalam. Nabi berkata, “Amalan yang dia berikan itu benar, tetapi dia itu pembohong.” Nabi kemudian bertanya, “Hai Abu Hurairah, tahukan kamu siapakah yang datang tiga malam berturut-turut itu?”

Abu Hurairah menjawab, “Tidak tahu.” Nabi berkata, “Dia itu adalah setan.”

Menurut ahli hadis KH Ali Mustafa Ya’qub dalam tulisannya, uraian dalam Shahih al-Bukhari itu memiliki banyak pelajaran. Pertama, setan ternyata dapat menjelma menjadi manusia.

Kedua, dalam rangka mengecoh dan mencari korban, setan dapat menjelma menjadi seorang ustaz ataupun ustazah dengan segala atribut dan nasihat-nasihatnya. Di sinilah, banyak orang terkecoh dengan penampilan setan.

Bacaan Ayat Kursi untuk Menghalau Jin, termasuk Tuyul

Berikut bacaan Ayat Kursi lengkap tulisan arab, latin dan terjemahannya.

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamawati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim.”

Artinya:

Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar.