Kabar Trenggalek - Ridwan Saidi atau biasa disapa Babe Saidi adalah salah satu tokoh budayawan asal Betawi. Ia kerap muncul di salah satu acara televisi yang dipandu oleh Karni Ilyas. Kini, Ridwan Saidi telah meninggal dunia pada Minggu, (25/12/2022) di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro.
Kabar duka tersebut disampaikan Fadli Zon, politikus partai Gerindra, lewat cuitannya di Twitter. Bersamaan dengan itu, ia juga menyampaikan duka mendalam. Bagi Fadli Zon, sosok Ridwan Saidi ini adalah teman diskusi yang pengalaman dan wawasannya luas.
Mungkin, kebanyakan masyarakat belum mengenal lebih dalam tentang sosok Ridwan Saidi. Kendati wajahnya sering berseliweran di layar kaca bersama tokoh politisi lain.
Daftar Isi [Show]
Biografi Ridwan Saidi
Ridwan Saidi lahir di Jakarta tanggal 2 Juli 1942. Ayahnya bernama Abdurrahim dan ibunya bernama Mahaya. Bisa dikatakan, Ridwan Saidi ini putra asli Betawi. Tak ayal, dari cara berbicara dan pakaian yang dikenakan sampai masa tua identik dengan budaya betawi, seperti peci dan sabuk hijau besar.
Untuk pendidikan, Ridwan Saidi pernah berkuliah di Fakultas Publistik Universitas Padjajaran tahun 1962-1963. Namun, ia tak menyelesaikan kuliahnya. Kemudian pindah ke Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) di Universitas Indonesia tahun 1963-1976.
Semasa kuliah, Saidi muda bisa dikatakan aktif dalam berorganisasi. Ia pernah aktif di Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim sebagai Kepala Staf Batalion Soeprapto tahun 1966. Pada tahun 1973-1975, Saidi pernah menjabat Sekretaris Jendral Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara.
Tak hanya itu, ia juga aktif dalam organisasi mahasiswa ekstra kampus atau biasa disebut Ormek. Menjadi anggota di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hingga pada tahun 1974-1976 menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar (PB) HMI.
Setelah lulus dari Universitas Indonesia, kemudian Ridwan Saidi terjun ke dunia politik. Bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 1977-1982 dan 1982-1987.
Selama di parlemen, jabatan yang pernah dirasakan Ridwan Saidi adalah Wakil Ketua Komisi APBN (1977-1978) dan Wakil Ketua Komisi X yang membidangi Lingkungan Hidup dan Ilmu Pengetahuan (1978-1987).
Halaman selanjutnya
Setelah berhenti dari jabatannya di DPR...
Setelah berhenti dari jabatannya di DPR, tahun 1995 hingga 2003 ia menjadi Ketua Umum Partai Masyumi Baru. Awal mula berdirinya partai ini dengan nama Majelis Syarikat Umat Muslimin Indonesia dan diikrarkan menjadi Partai Masyumi Baru tahun 1996.
Dalam kegiatan keorganisasian tingkat internasional, Ridwan Saidi pernah aktif dalam kegiatan Muktamar Rakyat Islam se-Dunia yang berlangsung di Irak tahun 1993.
Di tahun selanjutnya, yakni 1994, Ridwan Saidi juga aktif dalam Festival Budaya Babylonian (Babylonian Cultural Festival) di Irak. Pada tahun 2003, menjadi Ketua Steering Committee Kongres Kebudayaan. Terakhir, kegiatan keorganisasian yang ia ikuti yakni menjadi Ketua Komite Waspada Komunisme dan ketua sekaligus pendiri Yayasan Renaissance pada tahun 2013.
Dalam kehidupan pribadinya, Ridwan Saidi menikah dengan perempuan asal Minang, Sumatera Barat, bernama Yahma Wisnani tahun 1997. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai lima anak, yakni Syarifah Jihan Marina, Syarif Razvi, Rifat Najmi, Ferhat Afkar, dan Shahin Maulana.
Karya Ridwan Saidi
Hingga akhirnya ia meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro. Selama hidupnya, setidaknya ia telah menerbitkan karyanya di bidang politik dan kebudayaan dalam bentuk cetak dan elektronik. Di antaranya sebagai berikut.
Cetak:
- Golkar Pasca pemilu 1992 yang terbit pada tahun 1993
- Anak Betawi Diburu Intel Yahudi yang diterbitkan pada tahun 1996
- Profil Orang Betawi: Asal muasal, kebudayaan, dan adat istiadatnya yang diterbitkan pada tahun 1997
- "Sekitar Tuntutan Rakyat Kembali ke UUD 1945", Orasi Dalam Acara Memorandum Kembali kepada UUD 1945 oleh: Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu yang diterbitkan oleh Indonesia Berhimpun pada tahun 2006
- Status Piagam Jakarta: Tinjauan hukum dan sejarah pada tahun 2009
- Aku HMI: Narasi Ridwan Saidi, yang diterbitkan pada Yayasan Renaissance tahun 2015
- Golok Wa Item: Sejarah Power System Sunda Kalapa yang diterbitkan Yayasan Renaissance pada tahun 2015
- Khazanah Tatar Sunda: Tinjauan Historis yang diterbitkan oleh CV. Trinanda pada tahun 2016
Si Manalagi: Narasi Epos Betawi yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016 - Facta Documenta Jakarta yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016
- Sejarah Tangerang Selatan yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016
- Kampungku Kemayoran yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2017
- Palmera: Fakta kekerabatan Purba Indonesia yang diterbitkan Yayasan Renaissance pada tahun 2017
- Langkah Bersejarah Dahlan Abdullah (Wali kota Jakarta 1942-1945 dan Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat 29 Agustus 1945) yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2018.
Elektronik:
- Rekonstruksi Sejarah Indonesia (2018, ISBN 6027261897)
- Biografi politikus dan budayawan Ridwan Saidi (2018, ISBN 6025133522)
- Kronologi Kedatangan Islam di Indonesia (2018, ISBN 6025133514)
- Jakarta dari Majakatera hingga VOC (2019, ISBN 6025133530)
- Kerajaan Sunda dan Sunda Kalapa, serta kemandirian Banten (2019, ISBN 6025133549)
- Flashback Pancasila, tinjauan historis terbentuknya nilai-nilai dasar bernegara sejak era kerajaan VIII M (2019, ISBN 6025133557)
- Kedatangan bangsa Maya hingga Champa dan pengaruhnya di Indonesia (2019, ISBN 602513359X)