Pada zaman dahulu, masyarakat Indonesia, termasuk warga Trenggalek, menggunakan bahan-bahan alami seperti dedaunan untuk membungkus makanan. Salah satu bahan yang paling sering digunakan adalah daun pisang. Daun ini dipilih karena mudah diperoleh dan memiliki aroma khas yang mampu membuat makanan terasa lebih nikmat.
Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus makanan masih bertahan hingga sekarang, meskipun tidak sesering dulu. Biasanya, daun pisang digunakan untuk membungkus makanan atau jajanan tradisional, dengan bentuk bungkusan yang bervariasi tergantung jenis makanannya.
Berikut beberapa jenis bungkusan daun pisang yang umum digunakan di Kabupaten Trenggalek:
1. Tum
Tum sering digunakan untuk pepes, botok, dan garang asem. Cara membentuknya adalah dengan melipat sisi kanan dan kiri daun ke tengah, lalu menyematkan lidi untuk mengunci bungkusannya.
2. Pincuk
Bungkusan ini biasanya digunakan untuk membungkus pecel atau nasi gudangan. Pincuk dibentuk dengan melipat sedikit bagian tengah daun pisang hingga membentuk ujung runcing.
3. Tempelang
Tempelang biasanya dipakai untuk membungkus nasi, ketan, nagasari, nasi kucing, bakmi, dan urap. Bungkus ini dibentuk dengan menggulung sisi kiri dan kanan daun, lalu melipat ujung atas dan bawahnya ke arah belakang.
4. Takir
Takir digunakan sebagai wadah makanan berkuah atau jajanan pasar seperti bubur dan kolak. Cara membuatnya cukup rumit, karena kedua ujung lipatan harus disematkan lidi agar kokoh.
5. Sumpil
Sumpil biasa digunakan untuk jajanan seperti nogosari dan lupis. Bungkus ini dibentuk dengan melipat daun pisang menjadi segitiga, lalu disematkan lidi untuk mengunci.
6. Pasung
Pasung identik dengan kue pasung. Cara membuatnya adalah dengan menggulung daun pisang berbentuk lingkaran hingga membentuk kerucut.
7. Samir
Samir berfungsi sebagai alas untuk berbagai makanan seperti jajanan pasar. Cara membuatnya sangat sederhana, hanya dengan melipat daun pisang menjadi lingkaran atau kotak.
8. Sudi
Sudi biasa digunakan untuk wadah lauk-pauk di acara hajatan. Bentuknya menyerupai mangkok segitiga, dibuat dengan menyematkan lidi di sisi daun pisang yang dilipat.
9. Pinjung
Makanan seperti botok dan meniran umumnya dibungkus dengan pinjung. Bentuknya seperti piramida atau limas, dibentuk dengan melipat daun pisang di bagian tengah.
10. Lontong
Lontong sering dibungkus dengan daun pisang. Cara membuat bungkusannya adalah dengan menggulung daun pisang dan menyematkan lidi di kedua ujungnya.
11. Lemper
Bungkus lemper digunakan untuk jajanan lemper atau arem-arem. Meskipun mirip dengan lontong, cara membungkus lemper sedikit berbeda, yaitu dengan menggulung makanan di dalam daun pisang dan menyematkannya dengan lidi.
Penggunaan bungkusan daun pisang masih sangat umum di Trenggalek, terutama di acara-acara tradisional seperti hajatan, yasinan, nikahan, dan di berbagai pasar maupun jajanan kaki lima. Hal ini karena daun pisang masih sangat mudah didapatkan di wilayah ini.
Editor:Bayu Setiawan