Kata “Trenggalek” cukup sulit untuk diucapkan, khususnya buat orang yang baru mendengarkannya. Orang baru sering menyebutnya “trengalek”, “tren ngalek”, dan lain-lain. Ada juga karena susah, orang menyebut nama Tulungagung (kabupaten sebelah Trenggalek) untuk menyebut Kabupaten Trenggalek.
Bahkan, beberapa orang Jakarta ada yang menyebut Trenggalek menjadi “Trenggi”, entah apa alasannya, mungkin biar terdengar kekinian? Jangankan Jakarta, orang Trenggalek saja menyebut Trenggalek menjadi “Nggalek” supaya lebih simpel pengucapan dan didengarnya. Tapi yang jadi pertanyaan, bagaimana asal usul nama Trenggalek?
Kata “Trenggalek” membuat orang-orang bertanya, kenapa para leluhur menciptakan nama yang rumit untuk diucapkan. Jika merujuk beberapa sumber, ada berbagai versi asal usul nama Trenggalek. Salah satunya versi buku “Cerita Rakyat Dari Trenggalek” karya Edy Santosa dan Jarot Setyono. Berdasarkan buku tersebut, asal usul nama Trenggalek berawal dari legenda Menak Sopal.

Bagi warga Trenggalek, Menak Sopal adalah sosok Bapak Pertanian Trenggalek. Ketika Trenggalek masih berbentuk rawa-rawa, Menak Sopal membendung Sungai Bagong untuk menyelesaikan permasalahan kekeringan air yang membuat masyarakat menderita.
Dibangunnya bendungan itu juga bertujuan untuk mengeringkan rawa-rawa sehingga bisa ditempati sebagai pemukiman oleh lebih banyak orang. Menak Sopal kemudian membuat sungai untuk mengairi sawah yang sekarang ada di bagian timur Trenggalek.
Dalam buku “Cerita Rakyat Dari Trenggalek”, disebutkan bahwa asal usul nama Trenggalek berasal dari kata Terang Ing Galih, yang artinya terang di hati. Istilah Terang Ing Galih berkaitan dengan Legenda Menak Sopal.