KBRT - Wiwit Wijayanti, warga RT 12 Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, menjadi saksi langsung peristiwa tanah longsor yang terjadi pada Senin (19/5/2025) sore.
Perempuan berusia 35 tahun itu mengaku sedang berada di dalam rumah saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 13.00 WIB. Namun, ia tidak mendengar suara gemuruh yang biasanya menandakan tanah longsor.
“Tidak ada suara gemuruh, cuma klatak-klatak gitu,” ungkap Wiwit, Selasa (20/5/2025).
Wiwit menjelaskan, suara “klatak-klatak” itu terdengar sekitar pukul 15.30 WIB dan diduga berasal dari pepohonan yang patah akibat tekanan tanah atau air.
Karena penasaran, Wiwit memutuskan keluar rumah. Saat itulah ia mendapati tanah di sekitar tempat tinggalnya sudah longsor.
Ia menyebut ada sejumlah rumah warga yang tertimbun longsor, di antaranya rumah milik Pak Tulus, Mbah Minto, dan Mbak Nitin. Namun, Wiwit mengaku tidak mengetahui secara pasti siapa saja yang menjadi korban atau rumah-rumah lain yang terdampak.
“Informasinya mereka di dalam rumah, tapi juga ada yang lari, ke barat dan ke timur,” katanya.
Sejak peristiwa longsor itu, Wiwit mengungsi ke sekitar Balai Desa Depok. Ia mengaku mengalami trauma dan merasa belum aman untuk kembali ke rumah.
“Saya mengungsi di dekat balai desa,” ujarnya.
Selama berada di tempat pengungsian, Wiwit menyatakan belum pernah menerima bantuan logistik dari pihak manapun.
“Belum pernah,” ucapnya.
Sementara itu, tim gabungan telah menurunkan empat ekor anjing pelacak dari Tim Dog SAR dan K9 milik Polda untuk membantu proses pencarian korban di lokasi longsor.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Lek Zuhri