KBRT – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, bersama rombongan dari Kementerian Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, serta jajaran terkait, melakukan ziarah ke makam empat korban longsor di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan.
Usai ziarah, rombongan menyalurkan bantuan sekaligus meninjau kondisi keluarga korban dan wilayah terdampak.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati yang akrab disapa Mas Ipin itu menilai kawasan sekitar masih sangat rawan bencana. Ia menemukan banyak retakan tanah di bagian atas longsoran dan melihat langsung adanya pergerakan tanah saat hujan dengan intensitas tinggi.
Melihat kondisi itu, Mas Ipin langsung memerintahkan BPBD dan Dinas Sosial Trenggalek untuk menyiapkan tempat pengungsian darurat sore itu juga. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Satu Atap Depok dijadikan lokasi evakuasi sementara bagi warga apabila hujan deras kembali mengguyur wilayah tersebut.
“Yang paling penting sekarang kita memberikan pengetahuan kepada warga bahwa wilayah ini masih berada di zona rawan. Karena itu, kami memberikan edukasi jika hujan dengan curah tinggi terjadi agar segera mengungsi ke tempat yang aman,” ujar Mas Ipin.
Ia menambahkan, pemerintah telah menyiapkan fasilitas sementara bagi warga yang mengungsi.
“Kita siapkan fasilitas di salah satu sekolah, mulai dari tempat tidur, konsumsi, hingga air minum. Tapi dalam jangka panjang, kami juga menyiapkan lahan untuk relokasi,” lanjutnya.
Mas Ipin juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Sosial yang turut menurunkan perwakilan dalam penanganan bencana ini.
“Terima kasih, Ibu Gubernur sudah menugaskan Kalaksa BPBD Jatim untuk hadir. Gus Menteri Sosial juga mengirimkan staf Kemensos untuk meninjau langsung. Harapannya, nanti bisa ada kolaborasi pendanaan antara Pemprov, Kemensos, dan Pemkab untuk relokasi jangka panjang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Trenggalek menyebutkan sedikitnya 95 rumah di Desa Depok akan diusulkan untuk direlokasi total karena kondisi tanah yang tidak lagi stabil.
Dengan intensitas hujan yang masih tinggi, ia mengimbau warga yang tinggal di sekitar tebing agar waspada.
“Saya minta warga yang tinggal di sekitar tebing, terutama saat malam hari dan hujan deras, wajib mencari tempat yang lebih aman,” tegasnya.
Selain itu, BPBD Trenggalek juga diminta memperkuat sistem peringatan dini di desa-desa rawan bencana. Mas Ipin menginstruksikan agar perangkat komunikasi radio diaktifkan kembali dengan bantuan organisasi RAPI dan Orari untuk memantau kondisi saat jaringan listrik atau sinyal seluler terganggu.
Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, yang turut mendampingi kunjungan tersebut, mengonfirmasi ada tiga titik longsor di Desa Depok, termasuk lokasi yang menelan empat korban jiwa.
Ia menyebut, pemerintah daerah telah menyiapkan langkah cepat berupa pengungsian sementara dan akan berkoordinasi dengan Pemprov Jatim untuk penyediaan hunian sementara.
“Pak Bupati tadi sudah memerintahkan BPBD dan Dinas Sosial menyiapkan pengungsian sementara. Selanjutnya, bersama Gubernur, akan disiapkan hunian sementara bagi warga terdampak,” kata Doding.
Doding juga menyebutkan, Pemkab Trenggalek masih memiliki ruang fiskal sebesar Rp3 miliar untuk penanganan bencana hingga akhir tahun. Ia mengapresiasi kerja keras BPBD, Dinas Sosial, TNI-Polri, serta masyarakat yang berjibaku di lapangan.
Sementara itu, Sudirman, warga yang rumahnya terdampak tanah gerak, mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah.
“Terima kasih atas kunjungan Pak Bupati, ini sangat membantu kami warga terdampak,” ujarnya.
Ia juga mendukung langkah pemerintah menjadikan SDN Satu Atap Depok sebagai tempat pengungsian sementara jika hujan deras kembali terjadi.
“Setiap kali hujan, tanah di sekitar rumah kami masih bergerak. Jadi keputusan itu memang paling tepat untuk keselamatan warga,” tambahnya.
Sebelumnya, hujan deras selama beberapa hari menyebabkan tanah longsor di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, pada Sabtu (01/11/2025).
Peristiwa itu menewaskan empat orang dalam satu keluarga — Sarip (60), Welas (53), Fajar Puji Wibowo (19), dan Rohman (15). Satu anggota keluarga, Wijianto (30), berhasil selamat meski mengalami luka-luka.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz














