KBRT - Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung menjalin kolaborasi akademik internasional dengan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) dalam agenda Rihlah Academic Malaysia–Thailand 2024.
Kegiatan ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) sebagai langkah awal kerja sama antar lembaga pendidikan tinggi Islam kawasan Asia Tenggara.
Ketua STAIM Tulungagung, Suripto, menyatakan bahwa kerja sama dengan USIM bukan hanya sebatas seremoni, melainkan komitmen jangka panjang untuk membangun sinergi antarbangsa.
“Kami percaya, kerja sama ini akan terus berkembang, tidak hanya pada level institusi, tetapi juga membangun jaringan antar manusia, antar pemikir, dan antar generasi muda muslim,” ujar Suripto saat diwawancarai di lokasi kegiatan.
Agenda rihlah dimulai dengan kunjungan resmi ke kampus utama USIM di Bandar Baru Nilai, Negeri Sembilan, Malaysia. Rombongan STAIM terdiri dari unsur pimpinan kampus dan mahasiswa, masing-masing menjalani agenda terpisah namun terintegrasi.
Mahasiswa mengikuti Faculty Tour dan Animation Class di Fakulti Kepemimpinan dan Kepengurusan (FKP), sementara pimpinan kampus menghadiri Lawatan Rasmi Antar Bangsa bersama jajaran tertinggi USIM.
Mahasiswa STAIM diperkenalkan pada laboratorium animasi edukatif berbasis syariah, didampingi oleh dosen-dosen FKP seperti Dr. Muhammad Raqib dan Dr. Fauziah.
“Ternyata teknologi bisa digunakan untuk dakwah yang kreatif dan mendalam,” ujar salah satu peserta.
Di sisi lain, pertemuan resmi antara pimpinan STAIM dan USIM berlangsung di lantai lima Gedung Canselor. Ketua STAIM disambut langsung oleh Naib Canselor USIM, YBhg. Prof. Dato’ Ts. Dr. Sharifudin Md Shaarani.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak menandatangani LoI yang memuat tujuh poin kerja sama, antara lain pertukaran mahasiswa, riset kolaboratif, kuliah tamu, seminar internasional, hingga program KKN dan PPL lintas negara.
Menurut Suripto, kerja sama ini sejalan dengan visi STAIM dalam membangun pendidikan Islam yang berkemajuan dan berwawasan global. “Ini adalah awal, bukan akhir,” tegasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan city tour di Kuala Lumpur City Center (KLCC) sebagai bagian dari pembelajaran sosial-budaya. Delegasi mengunjungi Menara Petronas dan menikmati suasana multikultural di jantung kota Kuala Lumpur.
“Agenda ini adalah perjalanan ilmiah yang mengubah cara pandang,” ujar Syahrizal, mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAIM.
Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan di Malaysia, delegasi dijadwalkan melanjutkan rihlah akademik ke Thailand. Rihlah ini menjadi titik awal bagi STAIM untuk memperluas jejaring dan meningkatkan daya saing global dalam pendidikan tinggi Islam.
Kabar Trenggalek - Pendidikan
Editor:Lek Zuhri