KBRT - Sebanyak 32,3 hektare sawah di Kabupaten Trenggalek dipastikan mengalami gagal panen (puso) akibat serangan hama wereng yang meluas selama musim kemarau basah tahun ini.
Kondisi tersebut terungkap dari data terbaru Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Trenggalek, yang mencatat total 161,4 hektare sawah terserang wereng sejak awal Juni 2025. Dari jumlah itu, puluhan hektare tidak bisa dipanen sama sekali.
“Hama wereng ini mulai muncul sejak bulan Juni dan terus menyebar. Sampai akhir Juli, tercatat 32,3 hektare yang mengalami puso,” ujar Khairul Anam, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Anam menjelaskan, puso dinyatakan apabila hasil panen petani turun hingga lebih dari 80 persen dari kondisi normal. Sebagian besar puso terjadi di wilayah Kecamatan Trenggalek, sedangkan di kecamatan lain banyak petani terpaksa melakukan panen dini untuk menyelamatkan bulir padi yang belum sempurna.
Plt Kepala Dispertapan Trenggalek, Imam Nurhadi, menambahkan bahwa cuaca kemarau basah menciptakan kondisi ideal bagi berkembangnya hama wereng.
Suhu hangat dan kelembapan tinggi mempercepat siklus hidup wereng dan menyulitkan pengendalian secara alami maupun mandiri oleh petani.
“Tanaman padi seperti dehidrasi. Wereng menyerap cairan tanaman hingga kering dan mati. Ini yang menyebabkan puso di beberapa titik,” kata Imam.
Selain faktor cuaca, serangan hama juga diperparah oleh pola tanam yang tidak serempak antarpetani, serta penggunaan unsur hara Nitrogen (N) secara berlebihan yang menyebabkan tanaman lebih rentan diserang wereng.
Untuk mencegah kerugian lebih besar, Dispertapan menyiagakan petugas lapangan dan penyuluh pertanian guna memantau dan memberi peringatan dini pada petani.
Petani juga diminta untuk mengganti varietas padi yang lebih tahan wereng pada musim tanam berikutnya.
“Selain itu kami imbau untuk mengurangi unsur Nitrogen. Unsur N ini sudah tersedia di alam dan dalam pupuk, jadi tidak perlu ditambah berlebihan,” tutup dia.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz