KBRT - 750 Pramuka Trenggalek Jelajahi Jejak Sejarah Lewat Lomba Jelajah Situs Langkah kaki ratusan pramuka penggalang terdengar beriringan sejak pagi di Kecamatan Karangan, Sabtu (25/10/2025). Dengan seragam cokelat khas dan ransel di punggung, mereka menyusuri jalanan menuju makam-makam leluhur Trenggalek.
Kegiatan itu bukan sekadar berkemah atau berpetualang biasa, melainkan Lomba Jelajah Situs, ajang tahunan yang menghubungkan generasi muda dengan sejarah daerahnya.
Sebanyak 750 peserta dari SMP dan MTs se-Kabupaten Trenggalek mengikuti kegiatan yang menempuh rute sejauh 10 kilometer. Mereka melewati sejumlah situs bersejarah, mulai dari Makam Menak Sopal, Setono Gedong, hingga Kanjeng Jimat.
“Lomba jelajah situs ini sudah ke-6 atau ke-8 kalinya. Untuk tahun ini, kami ambil rute Kanjeng Jimat, Makam Mbah Nur Musdalifah, Menak Sopal, Setono Gedong, lanjut ke makam Mbah Kawak, dan terakhir di makam Bupati depan SMA 1 Karangan,” ujar Imam Hanafi, panitia pelaksana kegiatan.
Menurut Imam, setiap situs yang dilalui memiliki kaitan erat dengan sejarah berdirinya Trenggalek. Di tempat-tempat itu, tersimpan kisah tentang para tokoh yang menjadi pendiri dan penjaga nilai-nilai budaya daerah.
“Anak-anak jadi tahu asal-usulnya, mengenal tokoh-tokoh penting di Trenggalek, dan belajar adab di tempat bersejarah. Misalnya, di Makam Menak Sopal, perempuan yang sedang berhalangan tidak diperbolehkan masuk. Itu bentuk penghormatan,” jelasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 90 regu, masing-masing beranggotakan enam orang. Selama perjalanan, peserta tak hanya berjalan kaki, tetapi juga mengikuti sejumlah sub-lomba, seperti pembuatan film dokumenter, yel-yel, hingga kegiatan ziarah. Semua rangkaian itu menjadi penentu pemenang piala bergilir di akhir acara.
“Semua jalan kaki, dari dulu memang begitu. Rute tahun ini termasuk yang paling mudah. Dulu, tahun 2015, paling berat—dari Alun-alun, Menak Sopal, Setono Gedong, Makam di Huko, lalu menyusuri hutan sampai ke utara makam Karangan,” kenangnya.
Selain memperkenalkan sejarah lokal, Lomba Jelajah Situs juga menjadi wadah pembentukan karakter bagi pramuka muda Trenggalek. Dalam perjalanan panjang itu, mereka belajar kerja sama, empati, dan tanggung jawab.
“Pramuka itu miniatur kehidupan. Dalam satu regu, kalau ada yang tidak kuat jalan, mereka harus mencari cara agar bisa sampai bersama. Di situ anak-anak belajar arti kebersamaan dan bagaimana menyikapi berbagai situasi di masyarakat,” ungkap Imam.
Melalui kegiatan ini, panitia berharap semangat kebangsaan dan kepedulian terhadap warisan lokal tetap tumbuh di hati generasi muda. Menjelajah situs bukan sekadar mengenang masa lalu, tapi juga cara untuk meneguhkan identitas Trenggalek di masa depan.
Kabar Trenggalek - Pendidikan
Editor:Zamz







.jpeg)
 (1)-1.jpeg)





