KBRT – Festival Film Layar Bawah Bukit resmi mencapai puncaknya pada Sabtu, 2 Agustus 2025. Setelah menyuguhkan beragam film pendek untuk ribuan penonton di Kabupaten Trenggalek, festival ini ditutup dengan semangat membara bagi kebangkitan sinema lokal.
Acara penutupan berlangsung di halaman Pasar Pon Trenggalek, dengan pemutaran dua film karya sutradara asal Trenggalek, Anggun Priambodo, yang sebelumnya meraih penghargaan Film Pendek Terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 2023.
“Acara dimulai pukul 20.00 WIB, dibuka dengan penampilan karawitan dari ekstrakurikuler Manunggal Laras SMK Negeri 1 Trenggalek, lalu dilanjutkan dengan pemutaran dua film pilihan dari sutradara asal Trenggalek yang telah beberapa kali meraih penghargaan,” ujar Kurnia Septa Erwida, anggota Kabul Cultural Space, penggagas Festival Layar Bawah Bukit.
Dua film yang ditayangkan adalah Evakuasi Mama Emola, yang telah meraih penghargaan tingkat nasional, dan Storyboard Suli, keduanya merupakan karya Anggun Priambodo.
Usai pemutaran film, puncak acara dilanjutkan dengan pertunjukan Wayang Cinema, yang berhasil menyedot perhatian warga trenggalek.
“Ini adalah debut kedua Wayang Cinema. Awalnya pertunjukan tersebut bernama Wayang Sandusa dengan menggunakan bahasa Indonesia. Namun kini tampil dalam bahasa Jawa dan dinamakan Wayang Cinema,” jelas Septa.
Septa mengisahkan bahwa pertunjukan perdana Wayang Cinema dilakukan di GOR Jwalita Trenggalek dengan lakon Dera Turangga Yaksa. Sementara pertunjukan kedua yang digelar dalam rangka puncak festival ini, membawakan lakon Siwa Swa Tantra Ring Kamulan.
“Dalang dari Wayang Cinema awalnya tergabung dalam Kabul Cultural Space, namun kini sudah membentuk komunitas sendiri bernama Padang Ati, yang telah berani menghasilkan karya secara mandiri,” tambahnya.
Meski Festival Layar Bawah Bukit telah usai, semangat pengembangan seni audio visual di Trenggalek disebut tidak akan berhenti. Septa mengatakan bahwa pihaknya akan fokus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan festival tahun ini.
“Dalam waktu dekat belum ada rancangan kegiatan baru. Kami akan menyelesaikan evaluasi program terlebih dahulu,” kata Septa.
Evaluasi tersebut nantinya akan menjadi dasar penentuan format kegiatan selanjutnya, apakah diselenggarakan secara berkala setiap bulan atau difokuskan dalam momentum peringatan Hari Film Nasional.
“Melihat antusiasme penonton dan potensi pasar perfilman di Trenggalek yang sangat terbuka, kami akan tetap melakukan evaluasi menyeluruh sebelum menyusun langkah ke depan,” katanya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz