Acara Maulid Nabi di Ponpes Al-Anwar Trenggalek dihadiri ribuan jamaah, undian hadiah kambing hingga perabot jadi sorotan.
Gratis parkir di Pujasera Jwalita sudah berlaku, tapi Pasar Sore Trenggalek tetap dipadati kendaraan dan masih ada juru parkir liar beroperasi.
Data produksi buah di portal Satu Data Trenggalek keliru. Produksi durian 2024 seharusnya 88 ribu ton, bukan 881 ribu ton akibat salah konversi satuan.
Produksi buah di Trenggalek 2025 diprediksi turun tajam akibat iklim ekstrem. Durian dan alpukat terancam gagal panen setelah lonjakan 2024.
Ibu-ibu Desa Gembleb Trenggalek isi waktu luang dengan menganyam tas dari limbah tali. Hasilnya jadi tabungan untuk keluarga.
Komunitas literasi Trenggalek nilai bebas retribusi toko buku mulai 2026 positif, tapi belum menjawab akar persoalan literasi masyarakat.
Gerdal wereng di Trenggalek baru menjangkau 84,5 hektar dari total 267 hektar lahan padi waspada serangan wereng punggung putih.
Harga kelapa mahal, warga Trenggalek beralih ke kelapa parut. Pedagang seperti Rokim di Pasar Basah bisa habiskan lebih dari 150 butir setiap hari.
Pemkab Trenggalek bebaskan retribusi toko buku di aset daerah mulai 2026. Pedagang sambut positif meski minat baca anak dinilai terus menurun.
Penyemprotan pestisida massal di Sumbergedong berhasil kendalikan hama wereng. Petani mengaku panen padi tetap aman.
Sejak Maret 2025, harga kelapa masak di Trenggalek tak kunjung turun. Warga mengurangi konsumsi santan.
Pedagang Pasar Pon Trenggalek makin terjepit arus pasar digital. Omzet turun drastis, sebagian kios bahkan tak laku seharian.