KBRT – Rumah Tahanan (Rutan) Trenggalek turut memeriahkan karnaval budaya tingkat umum dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia, Minggu (24/08/2025). Penampilan rombongan pegawai Rutan yang mengenakan kostum hantu-hantuan berhasil mencuri perhatian ribuan penonton di sepanjang jalur karnaval.
Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Trenggalek, Zaenal Fanani, menjelaskan konsep yang dibawakan menggabungkan tokoh pewayangan dengan nuansa horor.
“Konsepnya kan budaya, jadi di depan maskotnya Anoman dan Rahwana, lalu di belakangnya dari Bapak Karutan di konsep hantu-hantuan,” terangnya.
Menurut Zaenal, Anoman dan Rahwana dipilih sebagai simbol pemberantasan kejahatan. Sementara kostum horor seperti pocong, tuyul, hingga replika jeruji besi mengandung pesan moral tersendiri.
“Pesan intinya adalah jangan sekali-kali melanggar hukum. Kalau tidak baik di dunia jadinya masuk penjara, sebagai pertanggungjawaban, sedangkan pertobatan itu untuk pertanggungjawaban di akhirat,” katanya.
Sebanyak 38 pegawai Rutan Trenggalek terlibat dalam rombongan pawai. Mereka juga memperagakan teatrikal singkat di depan panggung kehormatan tentang tahanan yang mendapat remisi kemerdekaan.
“Teatrikal singkat itu, ceritanya para napi yang dibebaskan waktu momen kemerdekaan. Selain bentuk perhatian dari negara, tahanan yang dapat remisi itu bersyukur setelah ikut program pembinaan, pengurangan risiko, sampai akhirnya dapat kembali ke masyarakat,” ungkap Zaenal.
Dalam karnaval, Rutan Trenggalek juga menampilkan mobil Transportasi Pemasyarakatan (Transpas) lengkap dengan petugasnya. Kehadiran mobil tersebut memperkuat pesan yang ingin disampaikan sekaligus menarik perhatian warga.
Zaenal menegaskan, seluruh peserta pawai adalah pegawai Rutan, bukan tahanan. “Harapannya dengan pesan moral yang kami bawa, tindakan kriminal di Trenggalek semakin sedikit atau bahkan nol. Tingkat kenyamanan meningkat, tidak ada lagi kasus pencurian, karena setiap individu telah bertanggung jawab untuk dirinya sendiri,” pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz