KBRT – Sekitar seratus bonsai milik para penghobi di Trenggalek dipamerkan di halaman Pendapa Manggala Praja Nugraha. Pameran ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi para pegiat bonsai, tetapi juga wadah penguatan ekonomi kreatif berbasis hortikultura.
Sulaiman, peserta pameran asal Desa Kerjo, Kecamatan Karangan, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diikuti para penghobi bonsai asli Trenggalek yang tergabung dalam Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PBBI) Trenggalek.
“Acara tahunan ini buat silaturahmi, sekalian meningkatkan kualitas bonsai-bonsai di Trenggalek. Ada juri tingkat nasional walaupun tidak ada pengambilan juara,” ujar Sulaiman.
Dalam pameran ini, Sulaiman membawa bonsai dengan perkiraan nilai Rp5 juta. Ia menyebut, harga bonsai koleksi bisa jauh lebih tinggi.
“Ada satu bonsai milik peserta dari Kampak yang kemarin dilirik Bu Novita, itu kira-kira sudah berharga Rp20 juta karena sudah masuk kategori kolektor,” jelasnya.
Sulaiman sendiri sudah merawat bonsai yang dibawanya selama lebih dari lima tahun. Hobinya itu mulai ia tekuni sejak lima tahun lalu.
“Awalnya ya memang senang saja lihat tanaman bonsai sehabis pulang kerja. Bisa melupakan capek seharian bekerja, sama seperti orang yang hobi burung kicau,” tuturnya.
Meski memiliki nilai tinggi, menurut Sulaiman, bonsai belum bisa diandalkan untuk kebutuhan ekonomi cepat.
“Kalau burung peliharaan bisa cepat laku dengan harga bagus, bonsai tidak begitu. Misalkan saya mau jual bonsai besok karena butuh, ya belum tentu langsung laku meski dijual murah,” katanya.
Ia menekankan bahwa merawat bonsai bukan hanya soal harga.
“Kalau tidak benar-benar hobi, biasanya cepat berhenti. Harus tekun membentuk dan merawat supaya hasilnya bagus,” pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz