KBRT – Volume sampah di Kabupaten Trenggalek terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan data Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Trenggalek, periode 2020 hingga 2024 menunjukkan tren kenaikan signifikan yang dinilai mengkhawatirkan.
Kepala Bidang Kebersihan PKPLH Trenggalek, Fahmi Rizab Syaifudin, menyebutkan bahwa pada 2024, volume sampah di Trenggalek mencapai 33.469 ton, meningkat dari 31.270 ton pada tahun sebelumnya.
“Seiring dengan pertambahan penduduk, timbulan dan volume sampahnya juga akan bertambah. Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat seperti belanja online dan penggunaan kemasan styrofoam sekali pakai juga berpengaruh,” ujar Fahmi.
Berdasarkan catatan PKPLH, pada 2020, Trenggalek menghasilkan sekitar 18.277,5 ton sampah, atau naik 15.191,5 ton dibandingkan dengan volume sampah tahun 2024.
Kondisi ini, lanjut Fahmi, selaras dengan prediksi bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Srabah akan penuh pada 2030. Namun, jika produksi sampah tidak dikendalikan dari sumbernya, ia memperkirakan TPA bisa penuh lebih cepat dari jadwal.
“Kenaikan volume sampah di tahun 2024 mencapai 7,03 persen dari jumlah sebelumnya, atau sekitar 2.199 ton. Kalau volumenya terus meningkat, timbunan sampah juga akan bertambah, dan prediksi TPA Srabah penuh bisa terjadi lebih cepat,” jelasnya.
Menurut Fahmi, peran bank sampah menjadi sangat penting dalam menekan pertumbuhan volume sampah di tingkat rumah tangga. Bank sampah, kata dia, dapat membantu menerapkan sistem pengelolaan berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
“Dengan pembatasan penggunaan wadah sekali pakai (reduce), memakai barang yang bisa digunakan ulang seperti botol kaca (reuse), dan mendaur ulang barang yang sudah tidak dipakai (recycle), volume sampah bisa berkurang dan menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan,” terangnya.
Kabar Trenggalek - Lingkungan
Editor:Zamz