KBRT – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Kabupaten Trenggalek mencatat sebanyak 41 kasus kecacingan hingga Agustus 2025. Angka ini turun signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Trenggalek, Sunarto, menyebut pada 2024 ditemukan 71 kasus, sementara pada 2023 ada 83 kasus.
“Dibandingkan dengan tahun sebelumnya memang terjadi penurunan kasus,” kata Sunarto.
Berdasarkan temuan lapangan, anak-anak masih menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi cacing. Namun, orang dewasa juga tetap memiliki risiko serupa.
“Kelompok usia anak paling banyak ditemukan, tapi pada usia dewasa juga bisa terkena,” jelasnya.
Untuk jangka pendek, Dinkes memberikan pemeriksaan dan pengobatan langsung kepada pasien dengan keluhan mengarah pada kecacingan.
Sedangkan untuk jangka panjang, pihaknya memperkuat edukasi masyarakat melalui posyandu, terutama soal pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Materi edukasi mencakup cuci tangan pakai sabun, memotong kuku pendek, menggunakan sabun antiseptis, klorinasi sumber air pasca banjir, hingga membiasakan penggunaan alas kaki,” terang Sunarto.
Selain itu, masyarakat juga didorong menjaga ketersediaan air bersih yang aman melalui pemeriksaan bakteriologis.
Evaluasi program pemberian obat cacing massal di Trenggalek dinilai berhasil. Sunarto menegaskan kasus cacingan pada anak usia di bawah 15 tahun, terutama jenis ascaris dan hookworm, kini jarang ditemukan.
“Program obat cacing massal terbukti efektif menekan kasus kecacingan di Kabupaten Trenggalek,” tegasnya.
Kabar Trenggalek - Kesehatan
Editor:Zamz