KBRT - Banyak orang menganggap posisi tidur hanyalah kebiasaan kecil, padahal para ilmuwan percaya, cara tidur bisa mempengaruhi kesehatan lebih dari sekadar rasa nyaman.
Kebanyakan orang tidak tidur dengan satu posisi saja selama tidur, bagi anak muda atau orang dewasa produktif, posisi tidur tidak terlalu berpengaruh besar. Namun, seiring bertambahnya usia, cara tidur bisa berdampak pada kesehatan.
Pada dasarnya, tidak ada satu posisi tidur yang paling sempurna, karena setiap orang punya kondisi fisik dan lingkungan tidur berbeda. Meski begitu, beberapa posisi dinilai lebih baik daripada yang lain. Berikut posisi tidur menurut sains.
Daftar Isi [Show]
Tidur Terlentang
Tidur terlentang, misalnya, meski terasa nyaman, posisi ini ternyata paling berisiko. Tidur dengan posisi terlentang bisa bikin seseorang lebih mudah mendengkur. Ini karena gravitasi menarik lidah dan jaringan lunak ke arah tenggorokan, sehingga sebagian saluran napas bisa tersumbat.
Tidur terlentang juga bisa meningkatkan risiko sleep apnea, yakni gangguan tidur serius yang menurunkan kualitas tidur dan bisa memicu masalah kesehatan jangka panjang. Kendati begitu, tidur terlentang tidak melulu buruk. Posisi ini bisa membantu tulang belakang tetap lurus asalkan kasur dan bantal yang digunakan mendukung tubuh dengan baik.
Bagi orang yang sering mengalami maag atau asam lambung naik, tidur telentang dengan kepala sedikit lebih tinggi juga dapat membantu meredakan gejala. Untuk bayi, tidur terlentang justru paling dianjurkan. Bayi memiliki kepala lebih besar dan saluran napas lebih kecil dibanding orang dewasa. Karena itu, tidur telentang aman untuk mencegah risiko tercekik atau sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Tidur Miring
Mayoritas orang ternyata lebih nyaman tidur miring. Kabar baiknya, posisi ini umumnya lebih sehat. Dilansir New York Post, tidur miring dapat membantu mengurangi dengkuran dan menurunkan risiko sleep apnea, sehingga kualitas tidur pun meningkat.
Tidur miring ke kiri bahkan punya manfaat lebih besar. Posisi ini memanfaatkan gravitasi untuk membantu sistem pencernaan bekerja lebih lancar. Limbah makanan akan lebih mudah bergerak dari kolon asendens, melintasi kolon transversum, lalu turun ke kolon desendens tempat terakhir sebelum buang air besar.
Beberapa penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa tidur miring membantu otak membuang sisa-sisa metabolisme, yang berpotensi menurunkan risiko penyakit Alzheimer atau Parkinson. Meski begitu, tidur miring juga punya kelemahan. Tekanan pada satu sisi tubuh dapat menyebabkan nyeri bahu atau punggung, bahkan rahang terasa kaku.
Tidur Tengkurap
Posisi tidur tengkurap adalah yang paling jarang dipilih orang. Meski tidak seburuk tidur telentang, posisi ini tetap punya masalah tersendiri. Sama seperti tidur miring, posisi tengkurap bisa membantu mengurangi dengkuran dan sleep apnea. Namun, gravitasi tetap jadi musuh. Tidur dengan perut menempel pada kasur membuat berat badan bertumpu pada bagian perut, menekan tulang belakang, dan bisa memicu nyeri punggung serta leher.
Sedangkan posisi tidur terbaik adalah yang paling sesuai dengan kondisi tubuh dan kebutuhanmu. Jika merasa posisi tidur sekarang kurang nyaman atau ingin mengubahnya, bisa melatih tubuh untuk terbiasa tidur dengan cara berbeda. Yang terpenting, tidur nyenyak tetap jadi tujuan utama.
Kabar Trenggalek - Kesehatan
Editor:Zamz