Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini

Press ESC / Click X icon to close

Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini
LoginKirim Artikel

Gerabah Trenggalek Tetap Eksis: Sugiarti Raup Jutaan dari Pasar Tradisional

KBRT – Di tengah gempuran perabot dan peralatan modern, gerabah dan peralatan tradisional seperti cobek, kuali, hingga gelas dari tanah liat masih eksis dan laris di pasar tradisional Trenggalek.

ADVERTISEMENT

Di Pasar Basah Trenggalek, Sugiarti (56) setia membuka lapaknya yang cukup luas untuk menjajakan berbagai gerabah dan perabotan rumah tangga. Ia memiliki delapan petak kios yang seluruhnya berisi gerabah dan perabotan rumah.

“Dengan berjualan gerabah ini dari tahun 1982, sudah dapat membesarkan tiga orang anak saya. Alhamdulillah sampai sekarang dagangan di sini tetap ramai setiap harinya,” ujar Sugiarti.

Wanita asal Dusun Ceme, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, tersebut awalnya berjualan di Pasar Pon Trenggalek. Namun, setelah pasar itu dibangun lebih megah, ia memilih pindah ke Pasar Basah karena pembeli lebih ramai.

Sugiarti menceritakan, dari hasil berdagang perabot dan gerabah, ia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga lulus perguruan tinggi. Ia menegaskan bahwa penghasilan dari dagangan gerabah mampu menutup biaya pendidikan anak-anaknya hingga kini.

“Yang bungsu itu sekarang masih semester 2 di Universitas Airlangga. Ya, syukur sampai sekarang berjualan gerabah tetap jadi penghasilan utama saya,” jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sugiarti menambahkan, ia memilih berjualan gerabah karena komoditas ini awet dan bertahan lama, tidak seperti dagangan lain di pasar basah. Selain gerabah, ia juga menyediakan perabot rumah tradisional berbahan dasar bambu seperti kalo, irik, besek, tompo, dan lainnya.

“Karena lekatnya saya dengan dagangan perabot ini, saya hingga dapat julukan Sugiarti Besek oleh pedagang-pedagang pasar lain,” terangnya.

Lebih lanjut, Sugiarti menerangkan bahwa ia mendapat dagangannya dari luar daerah Trenggalek yang dikirim langsung ke rumah atau ke lapaknya di Pasar Basah.

Ia juga bercerita bahwa hingga kini masih memiliki lapak di Pasar Pon, tetapi tidak digunakan dan dimanfaatkan oleh adiknya untuk berjualan gerabah. Sugiarti menyebut adiknya juga mengeluhkan sepinya pembeli di sana.

“Kalau kira-kira total dagangan saya tidak tahu, mungkin kalau sekarang ya sekitar belasan juta,” ujarnya.

Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Dukung Kami

Kabar Trenggalek - Ekonomi

Editor: Zamz