KBRT - Harga telur ayam di Trenggalek mengalami kenaikan sejak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 5 September 2025. Permintaan konsumen yang meningkat membuat harga tembus Rp28.000 per kilogram dari sebelumnya Rp24.000.
Sutomo (58), pedagang telur asal Desa Pogalan, Trenggalek, mengatakan harga tersebut bertahan hingga 20 September 2025.
“Banyaknya permintaan di bulan maulud sudah biasa terjadi setiap tahun,” ujar Sutomo.
Menurutnya, kenaikan harga telur ayam sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Jika permintaan meningkat, sedangkan pasokan tetap, maka harga akan ikut naik.
“Tapi sekarang omzet saya tetap sama, 1 kwintal per hari, karena mampunya menyediakan ya segitu,” tambahnya.
Sutomo menjelaskan, pasokan telur yang ia jual berasal dari peternak di Blitar dengan harga Rp24.500 per kilogram. Ditambah biaya kirim Rp800 per kilogram, harga awal yang ia terima mencapai Rp25.300.
Ia juga menyinggung produksi telur ayam ras di Trenggalek yang meningkat, namun belum mampu mencukupi kebutuhan seluruh kabupaten.
“Kalau kira-kira dapat mencukupi sekitar 30 persen kebutuhan kabupaten sendiri, karena peternak di Trenggalek kebanyakan tak sampai 10.000-an populasi ternaknya,” katanya.
Selain menjual telur kualitas standar, Sutomo juga menyediakan telur dengan kondisi di bawah standar pasar modern, seperti telur rusak, sedikit pecah (bentesan), atau warna cangkang kurang pekat. Harga telur kategori ini lebih murah.
“Di sini telur yang datang saya sortir sesuai kondisi, jadi yang beli bisa dapat harga lebih murah sekaligus menambah pengetahuan pembeli,” ucapnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz