KBRT – Anggota Komisi VII DPR RI sekaligus Bunda Guru Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, mengecam keras tindakan kekerasan terhadap guru SMP Negeri 1 Trenggalek yang dilakukan keluarga siswa, Jumat lalu (31/10/2025).
Legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII itu menilai, insiden tersebut bukan hanya serangan terhadap individu guru, melainkan juga terhadap dunia pendidikan dan masa depan anak bangsa.
“Ketika guru dipukul karena menegakkan aturan sekolah, maka yang diserang bukan hanya individu, tapi martabat pendidikan dan masa depan anak-anak kita,” tegas Novita.
Menurut politisi Fraksi PDI Perjuangan tersebut, guru merupakan pilar kebangsaan yang menanamkan nilai keilmuan dan karakter generasi penerus. Karena itu, tindakan kekerasan terhadap pendidik tidak boleh dibiarkan.
Ia mendorong aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk menindak tegas pelaku tanpa pandang bulu, termasuk jika pelaku berasal dari kalangan tertentu.
“Pendidikan adalah domain yang sangat krusial. Bila disiplin guru di sekolah gampang dipukul balik, maka siapa yang berani mendidik anak bangsa? Ini soal keberlanjutan bangsa kita,” ujarnya.
Lebih lanjut, Novita mendesak agar Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama Dinas Pendidikan segera memperkuat mekanisme perlindungan bagi guru, serta menyusun kalender edukasi bagi orang tua agar memahami hak dan kewajiban di lingkungan sekolah.
“Sekolah bukan arena tawar-menawar kekuasaan antara guru dan wali murid. Sekolah adalah institusi negara yang memberikan layanan penting bagi masa depan anak-anak kita,” tambahnya.
Sebagai Bunda Guru Trenggalek, Novita menyampaikan dukungan moril penuh kepada guru korban dan seluruh tenaga pendidik. Ia juga berkomitmen memperjuangkan penguatan perlindungan hukum bagi guru di tingkat nasional, termasuk kemudahan akses pengaduan kasus kekerasan di sekolah.
“Saya berdiri bersama guru-guru Trenggalek. Ini bukan hanya soal satu orang pukulan, ini soal generasi yang haknya merasakan pendidikan layak. Jika kita biarkan, kekerasan kecil hari ini bisa membesar menjadi budaya ketidakadilan besar esok hari,” tandasnya.
Sebelumnya, guru Seni Budaya SMPN 1 Trenggalek, Eko Prayitno, diserang oleh keluarga siswa setelah menyita ponsel salah satu siswi sesuai aturan sekolah. Polisi kini telah menetapkan pelaku berinisial A sebagai tersangka dan menahannya untuk proses hukum lebih lanjut.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz














