
Kabar Trenggalek – Aksi Penolakan Bahan Bakar Minyak (BBM) di kota Alen-Alen Trenggalek terus bergulir. Tak ayal, Aliansi Mahasiswa Trenggalek suguhkan teatrikal di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Selasa (13/09/2022).
Aliansi Mahasiswa Trenggalek terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Bem STKIP PGRI Trenggalek serta Bem STIT Sunan Giri Trenggalek.
Aksi penolakan BBM dengan teatrikal mendorong motor itu menampilkan peran rakyat kecil yang tertindas serta muncul satu orang menggunakan motor bertuliskan ‘Plat Merah’.
Baca: Nelayan Trenggalek Keluhkan Kenaikan BBM, Biaya Melaut Semakin Tinggi
Sosok perempuan berbaju merah dan laki-laki berbaju kotak-kotak muncul di tengah masa aksi dengan berdialog perencanaan kenaikan BBM.
“Hari ini kita bahas apa, Bu?,” ucap laki-laki berbaju kotak-kotak itu.
Tak ayal, perempuan berbaju merah menyahut tentang perencanaan kenaikan BBM pasca Corona Virus Disaese (Covid-19).
Baca: Meski Ada Subsidi BBM, Penyaluran Bansos Masih Banyak Masalah
“Naikkan aja BBM, masyarakat diberi bansos saja untuk meringankan beban,” jawab perempuan pemakai kalung Si Paling Dewan.
Lanjut teatrikal itu kemudian menyebar alat peraga uang di depan rakyat sebagai bentuk properti bansos yang kurang tepat sasaran.
Sigit Sumarsono, Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Mahasiswa Trenggalek mengungkapkan, bahwa aksi demikian untuk menolak kenaikan BBM.
Sigit membawakan enam tuntutan, tuntutan utamanya adalah tolak kenaikan BBM Bersubsidi. Karena berdasarkan kajiannya kenaikan BBM bersubsidi menyengsarakan rakyat.
“Kenaikan BBM subsidi ini menyengsarakan rakyat kecil,” ujar Sigit Sumarsono korlap aksi itu.