KBRT – Di sudut rumah sederhana di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek, jemari Indah Yanuarto (45) tak pernah berhenti menari di atas gulungan benang.
Sejak 2018, ia menekuni kerajinan rajut dan kini karyanya merambah pasar luar pulau hingga mancanegara.
Berbagai produk seperti tas selempang, syal, hijab, hingga aksesoris rajut pernah meluncur ke Kalimantan, Sumatra, Papua, bahkan Taiwan.
“Kemarin, warga Indonesia yang tinggal di Taiwan pesan tas rajut dari sini. Walaupun yang beli perorangan, setiap harinya saya tetap bisa produksi dan jualan,” ujar Indah.
Bakat merajut ini ia dapatkan dari sang ibu sejak kecil. Bedanya, ibunya dulu hanya merajut untuk dipakai sendiri, sedangkan Indah melihat peluang bisnis di baliknya.
Selain tas dan produk fesyen, ia juga membuat boneka, gantungan kunci, hingga action figure rajut yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

“Tas atau boneka bisa menjadi lebih mahal kalau motif dan warnanya beragam. Untuk ide dan inspirasi saya selalu update tren terkini melalui komunitas perajut nasional,” tuturnya.
Harga produknya bervariasi, mulai dari Rp 35.000 untuk tas selempang hingga Rp 200.000 untuk sepatu atau syal.
Dalam sebulan, omzetnya bisa mencapai Rp 2 juta. Semua produk masih ia kerjakan sendiri di rumah, mulai dari desain, pembuatan, hingga pengemasan.
“Pembeli kebanyakan dari luar kota, kalau warga sekitar tidak terlalu banyak. Sampai sekarang proses pembuatan semua masih saya lakukan sendiri,” jelasnya.
Dengan modal satu gulung benang rajut seharga Rp 15.000, Indah bisa menghasilkan dua hingga tiga tas selempang yang laku terjual lebih dari Rp 30.000 per buah.
Lewat berbagai platform online shopping, ia menamai usahanya Pinnata Craft. Nama ini kini dikenal luas di kalangan pencinta produk rajut.
“Sampai sekarang saya masih fokus buat rajutan walau hanya bikin stom. Dalam sehari bisa buat tas kecil sampai 10 biji, karena pasarnya sudah jelas ada,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Feature
Editor:Zamz