KBRT – Kabupaten Trenggalek yang dikenal sebagai daerah tenang mulai terusik oleh maraknya aksi pencurian dalam dua bulan terakhir. Sejak akhir Mei hingga awal Juli 2025, sedikitnya empat kejadian pencurian terekam, mulai dari kehilangan motor, sepeda, ayam ternak, hingga telepon genggam.
Kasus pertama terjadi pada 28 Mei 2025 di Kelurahan Kelutan. Sebuah sepeda motor milik karyawan toko percetakan hilang karena kelalaian pemilik yang membiarkan kunci motor tetap tertancap.
“Lingkungan sini sudah kerap terjadi pencurian, mulai dari helm sampai motor juga hilang di tahun kemarin,” kata Asbandi (63), pemilik toko percetakan.
Karyawan toko menyebut pelaku pencurian berhasil ditangkap pada 9 Juni 2025, dan sepeda motor milik Niken Ayu Puspita Sari ditemukan di wilayah Madura sekitar 20 Juni. Namun, warga tetap merasa tidak aman. Asbandi mengaku masih waswas meski pelaku telah ditangkap.
Berikutnya, pencurian terjadi pada Minggu pagi, 8 Juni 2025, di tempat penitipan sepeda motor milik Maryam, dekat Terminal Surodakan. Pelaku menitipkan sepeda butut sebagai pengalih perhatian, lalu membawa kabur sepeda milik warga Sumbergedong senilai Rp1,5 juta.
“Selama menjaga penitipan, baru kali ini terjadi pencurian. Kejadian baru saya sadari setelah pemilik asli sepeda datang di sore harinya,” ujar Maryam. Ia langsung mengganti rugi dan memperketat sistem penitipan.
Keesokan harinya, Senin 9 Juni 2025, pencurian menimpa Subari (68), warga Desa Bendorejo. Sebanyak 13 ayam miliknya digondol pencuri. Menurutnya, kasus pencurian hewan peliharaan seperti ayam dan burung sudah meresahkan warga sejak lama.
“Warga di sini sudah geram. Baru saja ayam besar sedikit sudah hilang digasak pencuri. Kerugian ya lebih dari Rp1 juta karena satu ekor ayam jantan itu sudah Rp200 ribu harganya,” ungkap Subari.
Kasus terbaru kembali terjadi di Kelurahan Kelutan, Rabu 9 Juli 2025. Sebuah HP milik penjaga toko swalayan dibawa kabur oleh seorang perempuan yang terekam kamera CCTV. Pelaku awalnya berpura-pura hendak belanja, lalu mengambil HP yang diletakkan di rak swalayan.
“Rekaman memang jelas, tapi pelaku tidak saya kenal. Berarti bukan pelanggan tetap di sini. Kebanyakan pengunjung itu santri dari pondok pemilik swalayan dan warga sekitar,” terang Septian Trio (25), penjaga swalayan, Kamis (10/07/2025).
Trio mengimbau pelaku usaha di Trenggalek lebih waspada dalam menjaga barang berharga.
“Pencurian terkadang bukan karena niat, tapi karena adanya kesempatan yang membuat orang gelap mata,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz